Latest News

Tuesday, 8 November 2011

Paulus lebih dahulu tiba di Roma dibandingkan Petrus

Paulus lebih duluan tiba di Roma daripada Petrus. Ini adalah fakta Alkitabiah. Terlepas dari semua fakta yang disajikan saudara-saudara di Katolik, yang diklaim sebagai pernyataan bapa-bapa gereja. Jadi Mari kita lihat siapa yang sebenarnya lebih dulu sampai ke Roma.
Rasul Paulus sampai ke Roma pada tahun 60 Masehi. Kisah ini bisa kita ikuti dari sepanjang kisah para Rasul. Di mana dari situ kita bisa melihat bahwa Paulus pergi ke Roma sebagai seorang tahanan. Adapun referensi waktu kejadian bisa kita lihat dari kedua kutipan berikut:

�Paul was still imprisoned in Caesarea when Felix was recalled to Rome and Porcius Festus was appointed procurator of Judea by the Emperor Nero in 60 AD (Kis 24:27). Appearing before Festus and his distinguished visitors, Paul preached the Gospel to the Roman governor, to King Agrippa II to and his sister Bernice (Acts 25-26). Fearing the Jews were going to demand he be returned for trial in Jerusalem, Paul appealed to Caesar, his right as a Roman citizen. Festus granted the request and Paul was send to Rome in 60 AD.�

"In the Autumn of 60 A.D. Paul, along with other prisoners, boards a boat for Rome. Paul's travel to Rome is considered to be his fourth missionary journey. The prisoners are escorted on their journey to Rome by a Roman Centurion named Julius (Acts 27:1-2). After stopping in several cities along the way, Paul and company make their way to the Isle of Crete (Acts 27:7). Although Paul warns Julius not to sail the Mediterranean during a dangerous time of the year (September to October), the Centurion disregards his advice and sets sail from Crete (Acts 27:9-12). The ship encounters a fierce storm along the way and is shipwrecked near the island of Malta (Acts 27:14 - 28:1). All those on the ship either swim or grab boards from the wreck and successfully make their way to the island. After staying three months Paul and company set sail again for Rome. He eventually arrives in the Italian port city of Puteoli (Acts 28:13), where he stays for one week with Christians in the area. Paul is then taken to Rome via the well-known Appian Way Road (Acts 28:14-16)."

Jadi berdasarkan kedua sumber ini, Paulus dinyatakan masuk ke Roma pada tahun 60 Masehi, sebagai tawanan. Lalu bagaimana dengan Petrus? Petrus diklaim masuk ke Roma pada tahun 42 Masehi. Referensi pendukung adalah tulisan-tulisan yang diklaim sebagai tulisan para bapa gereja. Ada dua yang sering dikutip untuk membela iman Katolik. Yang pertama adalah Eusebius-The Chronicle.

"[In the second] year of the two hundredth and fifth Olympiad [A.D. 42]: The apostle Peter, after he has established the church in Antioch, is sent to Rome, where he remains as a bishop of that city, preaching the gospel for twenty-five years"
Apakah kutipan di atas benar dan bisa diterima? Setelah mencari di semua terjemahan inggris Eusebius The Chronicle....tidak ditemukan semua pernyataan di atas. Jadi entah dari mana kutipan ini diambil. Jika ada yang mau membantu mencari kutipan ini, silahkan mencarinya pada link-link berikut:

Selain Eusebius, masih ada juga kutipan dari St. Hieronimus, yang mengatakan sebagai berikut:

"Simon Peter, the son of John, from the village of Bethsaida in the province of Galilee, brother of Andrew the apostle, and himself chief of the apostles, after having been bishop of the church of Antioch and having preached to the Dispersion . . . pushed on to Rome in the second year of Claudius to overthrow Simon Magus, and held the sacerdotal chair there for twenty-five years until the last, that is the fourteenth, year of Nero. At his hands he received the crown of martyrdom being nailed to the cross with his head towards the ground and his feet raised on high, asserting that he was unworthy to be crucified in the same manner as his Lord" (Lives of Illustrious Men 1 [A.D. 396]).

Semuanya hendak memperlihatkan bahwa Petrus tinggal di Roma sejak 42 masehi dan menjadi uskup Roma, sampai dihukum mati pada tahun 67. Pernyataan bahwa Petrus tetap tinggal di Roma selama 25 tahun benar-benar tidak bisa diterima. Siapa yang menerima  pernyataan ini  maka dia lebih memilih pernyataan yang menentang Alkitab, ketimbang Alkitab itu sendiri. Jadi mari kita lihat kronologis Alkitab:
  • Paulus bertobat setelah kekristenan sudah cukup tersebar, dari Yerusalem sampai ke Damsyik, jadi kemungkinan pertobatan Paulus adalah 1-3 tahun setelah kenaikan Yesus Kristus yang berarti (31-33 AD)
  • Setelah bertobat Paulus tidak balik ke Yerusalem, tapi langsung memberitakan injil di Damsyik dan Arab selama 3 tahun lamanya.
  • Setelah 3 tahun barulah Paulus kembali ke Yerusalem mencari Petrus, tapi tidak ditemukannya (34-36 AD)
  • Paulus baru bertemu dengan Petrus setelah 14 tahun kemudian yaitu (48-50 AD)==> Galatia 2:1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Titus pun kubawa juga.
  • Dalam pertemuan itu Paulus dan Petrus berbagi tugas; bahwa Paulus dan Barnabas menginjili di wilayah bangsa-bangsa lain (gentiles), sedangkan Petrus menginjili di wilayah bangsa bersunat....Galatia 2:9 "Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;"
Jadi jika Petrus pada tahun 48-50 Masehi dinyatakan oleh Alkitab memilih wilayah pelayanannya di antara bangsa-bangsa bersunat (Yahudi), bagaimanakah bisa pernyataan bahwa Petrus sejak 42 Masehi, sampai matinya (25 tahun kemudian) menjadi uskup di Roma? Jika Alkitab mengatakan bahwa pada 48 Masehi Petrus mengambil keputusan untuk menginjili di antara bangsa-bangsa bersunat, itu berarti pernyataan PETRUS TINGGAL DI ROMA SELAMA 25 TAHUN TIDAK BISA DITERIMA. Jika pada kalimat itu sudah ada pernyataan yang menentang Alkitab, maka tidak ada kewajiban untuk mempercayai semua pernyataan pada kalimat itu....

Apakah hanya itu? Tentu tidak, masih banyak lagi. Sebelum Paulus berangkat ke Roma, dia sudah lebih dulu menulis surat ke jemaat di Roma pada tahun 57 (tiga tahun sebelum Paulus dikirim sebagai tawanan ke Roma). Di dalam surat itu jelas dikatakan sudah ada orang Kristen di Roma. Tapi apakah itu berarti Petrus sudah lebih dulu di sana? Belum tentu....

Dugaan terbaik yang bisa diberikan adalah jemaat di Roma didirikan oleh orang-orang yang bertobat di Makedonia. Makedonia adalah salah satu wilayah penginjilan Paulus yang dampaknya sangat luas. Kenapa ini dipandang sebagai dugaan terbaik? Kenapa dugaan terbaik bukanlah Petrus sudah lebih dulu ada di Roma? Pernyataan Paulus berikut ini yang mendasari pemikiran tersebut....
Roma 15:20 Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain,

Jadi sangat jelas bahwa kehormatan baginya melakukan penginjilan di tempat-tempat di mana dia tidak dianggap membangun di atas dasar yang telah diletakkan oleh orang lain. Pernyataan ini dengan tegas dinyatakannya kepada jemaat di Roma. Jika Petrus sudah lebih dulu membangun jemaat di sana, maka suratnya ini hanya akan jadi olok-olok untuk dirinya. Orang Roma bisa berkata "Eh Paulus, di sini sudah ada Petrus loh".

Bukti bahwa Paulus menyatakan seperti itu di dalam suratnya, memperkuat bahwa yang mendirikan jemaat di Roma, masihlah orang-orang yang imannya dibangun dari penginjilan Paulus, dengan demikian wilayah yang terdekat dari Roma adalah Makedonia.
Hal yang janggal lainnya adalah, kenapa Paulus harus memaksakan diri meminta pengadilan Kaisar? Kemudian perjalanannya ke Roma pun dipaksakan dengan melintasi badai, sehingga kapal mereka terdampar. Kenapa Paulus sangat memaksakan diri untuk tiba di Roma jika di Roma sudah ada Petrus menjabat selama 18 tahun? Apakah Paulus meragukan kapasitas Petrus? Apakah Paulus berpikir jika tidak ada dirinya Petrus kurang kapabilitasnya untuk menangani jemaat Roma? Fakta bahwa Paulus begitu memaksakan diri ke Roma memperlihatkan bahwa di Roma ada kebutuhan penginjilan yang belum terpenuhi. Jika Petrus ada di sana, kenapa Paulus memaksakan diri?
Klaim terakhir adalah seperti berikut:
�Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang�. Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu,� Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku." (1 Pet 1:1, 5:12-13)
Surat 1 Petrus ini dibuat pada tahun 62, ketika Paulus sudah 2 tahun di Roma. Para apologet berusaha mengatakan bahwa babilonia adalah Roma sendiri. Dan mengambil kutipan dari pernyataan St.Papias yang dikatakan disalin oleh Eusebius....
"And Peter makes mention of Mark in his first epistle which they say that he wrote in Rome itself, as is indicated by him, when he calls the city, by a figure, Babylon, as he does in the following words: "The church that is at Babylon, elected together with you, greets you; and so does Mark my son." -Ecclesiastical History 2.15.1-2"
Sampai saat ini, masalah pemakaian kata Babylon ini masih menjadi perdebatan. Ada yang menganggap ini adalah Roma, dan ada juga yang memandang ini sebagai tepian baghdad di Irak. Jika ingin pendapat yang straight to the poin saja, maka kata Babylon harus dianggap sebagai tepian Baghdad. Kenapa? Karena memang pada zaman Petrus kota itu memang disebut Babylon.
Babylon (Arabic: ????, Babil; Akkadian: Babili(m);[1] Sumerian logogram: K�.DINGIR.RAKI;[1] Hebrew: ???, Babel;[1] Greek: ?a�????, Babylon) was an Akkadian city-state (founded in 1867 BC by an Amorite dynasty) of ancient Mesopotamia, the remains of which are found in present-day Al Hillah, Babil Province, Iraq, about 85 kilometers (55 mi) south of Baghdad.
Tapi apa alasan Petrus ada di sana? Alasan terbaik yang bisa ditemukan adalah pada masa itu ada penampungan Yahudi-Ortodoks yang cukup besar di wilayah Babylon tersebut. Dengan demikian ini bisa dianggap sebagai bagian dari pemilihan Petrus untuk menginjili orang-orang bersunat.
Lalu bagaimana yang menafsirkan ini sebagai Roma? Ini adalah tafsir tidak langsung yang tidak didukung oleh fakta sejarah. Satu-satunya yang mendukung tafsir ini adalah pernyataan Papias, bahwa Babylon bisa menggambarkan sifat dari kota Roma. Tapi ini juga adalah pendapat Papias seagaimana dinyatakan "as is indicated by him". Jadi jelas Papias juga melihat ini sebagai sebuah indikasi dan bukan sebuah pernyataan tegas. Papias memilih untuk menganggap Babylon itu sebagai Roma.
Jadi apakah ada msalah jika Babylon itu adalah Roma? Sama sekali tidak. Berhubung surat ini ditulis pada tahun 62 Masehi, itu berarti sudah 2 tahun Paulus menjalani masa penahanan di Roma. Masa setelah 2 tahun itu dipandang oleh banyak penafsir sebagai masa yang bertambah sukar bagi Paulus. Dengan demikian Petrus pun datang ke Roma untuk membantu pekabaran injil di Roma. Fakta bahwa Petrus mati di Roma juga terlalu kuat untuk ditolak, jadi sesulit itu juga menolak bahwa Petrus pernah ada di Roma....
Tapi bila permasalahannya adalah siapa yang membangun jemaat Roma lebih dulu. Maka sangat jelas menurut Alkitab bahwa Pauluslah orangnya....
Petrus tidak mungkin menjabat jadi uskup Roma selama 25 tahun sejak tahun 42. Karena

Monday, 7 November 2011

Petrus Bukan Sang Batu Karang!

PETRUS BUKAN BATU KARANG. Kata Petrus berasal dari Petros dan Petros itu adalah batu yang lebih besar dari kerikil. Ukurannya sekitar 2 kepalan tangan manusia. Batu ukuran ini yang biasa dipakai untuk merajam. Petros ini dalam bahasa Ibrani disebut "Keph" dan dalam Aramaic "Kephas". Tentu pernyataan ini akan menyerang iman saudara-saudara di Katolik, tapi tidak ada cara lain untuk menyatakan pemahaman Protestan tentang masalah ini.


Petros: "a stone" or "a boulder" Peter, one of the twelve apostles
Original Word: ??t???, ??, ?
Part of Speech: Noun, Masculine
Transliteration: Petros
Phonetic Spelling: (pet'-ros)
Short Definition: Peter
Definition: Peter, a Greek name meaning rock.

Sedangkan Petra....

Petra: a (large mass of) rock
Original Word: p?t?a, a?, ?
Part of Speech: Noun, Feminine
Transliteration: petra
Phonetic Spelling: (pet'-ra)
Short Definition: rock
Definition: a rock, ledge, cliff, cave, stony ground.

sumber:

ada dua sumber referensi yang dikutip oleh situs di atas:

Abbot-Smith
4074 P�tros (a masculine noun) � properly, a stone (pebble), such as a small rock found along a pathway. 4074 /P�tros ("small stone") then stands in contrast to 4073 /p�tra ("cliff, boulder,")

S.Zodhiates, Dictionary
"4074 (P�tros) is an isolated rock and 4073 (p�tra) is a cliff" (TDNT, 3, 100). "4074 (P�tros) always means a stone . . . such as a man may throw, . . . versus 4073 (p�tra), a projecting rock, cliff"

>>>>Jadi Petra adalah sebuah bukit (Cliff) dan Petros adalah batu yang ditemukan di sepanjang jalan atau yang biasa dilemparkan orang.<<<<

Dalam bahasa Yunani ada sistem gender untuk kata benda. Petros dinyatakan sebagai maskulin dan Petra sebagai bentuk feminim. Pembelaan yang paling sering yang dilakukan oleh seorang Katolik adalah dengan mengatakan .... "karena digunakan untuk nama seorang laki-laki makanya di awal diubah menjadi Petros". Ini benar-benar pembelaan yang sangat lemah, karena jika demikian muncul pertanyaan "Kenapa pada bagian kedua diganti Petra? Kenapa tidak dinyatakan dengan Petrus saja secara keseluruhan jika benar yang feminim dan maskulin sama saja maknanya?" Pembedaan ini menjadi titik awal dari semua keanehan klaim dari pihak Katolik. Selain dari sumber di atas yang memang sudah menyatakan makna dari Petra dan Petros adalah tidak sama.

Pembelaan pihak Katolik pun berlanjut seperti ini; "tapi dalam bahasa Aramaic Syriac sama-sama Kepha tuh" Oh ya? Hal itu tidak sepenuhnya benar. Petros memang dituliskan dengan Kepha, dan Petra pun dituliskan dengan Kepha. Hanya saja Kepha untuk Petrus diawali atribut hu yang sifatnya maskulin, sedangkan Kepha untuk Petra diawali atribut hade' yang sifatnya feminim. Bahkan dalam bahasa aramaic pun keduanya menyandang atribut gender yang berbeda.

Jawaban di atas tentu tidak akan diterima begitu saja. Bantahan yang sering diungkapkan adalah "Tapi Yesus tidak bicara dalam Aramaic Syriac melainkan Aramaic di wilayahnya". Pembelaan ini tidak banyak menolong karena kata Kepha memang berasal dari bahasa standar Aramaic yaitu Aramaic Syriac, dan kalau memang mau berlindung di balik bahasa aramaic yang digunakan Yesus, maka silahkan cari literatur kitab suci yang ditulis dalam bahasa itu supaya bisa kita bahas. Jika tidak bisa, maka mungkin alasan ini disimpan saja dulu.

Dengan demikian, baik kitab dalam bahasa asli (Yunani) dan bahasa Aramaic membedakan kata objek untuk Simon dan untuk bukit batu karang, jadi tidak ada alasan untuk menyamakan keduanya....

Sekarang mari kita lihat kitab perjanjian baru bahasa Ibrani Matius 16:18....di situ dituliskan
??? ??? ??? ???? ?? ??? ????? ??? ???? ??? ???? ?? ????? ????? ???? ?? ????? ?????

Apakah kata batu karang memakai kata Keph (???????) (serapan ibrani untuk Kephas)? Ternyata tidak; dalam ayat di atas digunakan Hassela (????) yang artinya cliff (4), cliffs (4), crag (2), crags (3), mountain* (1), Rock (1), rock (39), rocks (4), rocky (1), Sela (1). Kenapa bangsa Israel tidak menggunakan kata Keph yang secara bahasa adalah tarikan tidak langsung dari Kepha aramaic dan artinya batu juga? Karena Keph dipakai untuk menyatakan lahan berbatu (menggambarkan batu-batu kecil/rocks)

Dengan demikian jelas bahwa Petra benar-benar padanan Hassela, sedangkan Petros adalah padanan Keph di dalam bahasa Ibrani.

Lalu bagaimana orang Israel masa kini menjelaskan Petrus? Di dalam wikipedia Ibrani mereka menjelaskan demikian....
????? ?????, ????? ????? ??-???? (? - 29 ????? 67, ?? ???????[???? ????] ??13 ???????? 64), ??? ??? ????? ??? ?????? ?? ??? ????? ?????, ???? ???? ???????? ??????. ???? ?? ??? "????", ??????? ?????? ?"?????" (???, ???). ?? ??? ????? ??????? ????? ????? ?????? ??????? ??????.

Terjemahan:
Santo Petrus yang aslinya bernama Shimon Anak Yunus adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus di Perjanjian Baru, dan dianggap sebagai Paus yang pertama. Juga dikenal sebagai Petrus yang padanan Aramaicnya adalah batu api. Namanya digunakan untuk Basilika Santo Petrus Vatikan di Roma.

Bahkan orang Israel yang adalah seketurunan dengan Petrus menyatakan namanya sebagai batu api. Ukuran batu ini sekitar 5-40 cm. Batu api sendiri biasa dipakai untuk umban atau untuk membuat mata panah atau tombak....

Masih banyak contoh pemakaian Keph (serapan dari Kephas) padanan Petros dalam bahasa Ibrani, tapi tidak satupun yang digunakan sebagai bukit batu karang....Sebagai contoh:
  • ??? n.m. stone, rock (CPA ??? LSp 92, SA ??? Ham 575:152) 
  • sg. ???? ???? a stone coffin VR 116:5 [expl. ???? ???? ?? Is 22:16]; ?? ??? ?????
  • a rock of marble Hag 78d(26); 
  • ??? ???? ???? rock of flint-stone TN Dt 8:15; 
  • ib. 32:13; ???? ??? ??? ??? ??? ????? ??? ???? ??? ??? ??? ?? ??????? he knew which rock cools and which rock has ... Seq 48d(29); Er 24b(33)[!];
  • ?????? ???? ???? ??????? he stoned them (i.e. the bastards) with rocks VRQ 353:3

Selain itu adalah tidak mungkin menerima Petrus sebagai Bukit Batu Karang karena Daud sudah menggunakan istilah batu karang (dari kata dasar yang sama) untuk memuji TUHAN saat dia berkata "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" Bagaimana bisa kita berkata "Ya TUHAN engkau adalah hassela-ku....dan Petrus juga" Apakah kita punya dua Hassela? Bagaimana caranya bisa begitu? Memberikan pujian untuk Tuhan kepada manusia biasa?

Adapun ditulis di Alkitab oleh karena jemaat dibangun di atas batu karang, maka alam maut tidak akan menang melawannya. Bagaimana bisa alam maut tidak menang melawan batu karang jika batu karangnya adalah Petrus? Petrus saja butuh diselamatkan dari kerajaan maut. Petrus pernah ditegur dengan sangat keras oleh Yesus; "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Petrus juga pernah menyangkal Yesus 3 kali untuk menyelamatkan nyawanya; Petrus juga pernah dimarahi oleh Paulus sebagai orang munafik; dan masih banyak hal yang membuktikan bahwa Petrus pun butuh diselamatkan, sehingga sulit untuk percaya jika dikatakan alam maut tidak akan berkuasa atas kita semua hanya karena Petrus menjadi dasar gereja.

Pembelaan lanjutan dari Katolik; "Struktur kalimat akan terasa aneh, jika Petros dan Petra adalah dua objek yang berbeda." Bagi umat Katolik bisa saja itu aneh, tapi sebenarnya itu hal yang sangat biasa-biasa saja. Kita dapat memandang ayat itu sebagai kelanjutan atau respon Tuhan Yesus atas pengakuan iman Petrus. Dan di dalam respon itu Tuhan Yesus menggunakan istilah Petros dan Petra. Jadi jika Tuhan Yesus tidak menggunakan permainan kata Petra dan Petros, kalimat itu akan terdengar "Engkau adalah Simon, dan di atas pengakuan iman ini aku akan membangun jemaat-Ku...

Kenapa di atas tiba-tiba dikatakan Petra sebagai Pengakuan Iman? Apakah itu hasil ngarang.com? Sebenarnya itu adalah kutipan dari pengajaran Santo Augustine.... Augustine adalah salah satu orang yang sangat terpandang di dalam gereja pada masanya... Dia menyatakan di dalam salah satu bukunya:

"In a passage in this book, I said about the Apostle Peter: �On him as on a rock the Church was built�...But I know that very frequently at a later time, I so explained what the Lord said: �Thou art Peter, and upon this rock I will build my Church,� that it be understood as built upon Him whom Peter confessed saying: �Thou art the Christ, the Son of the living God,� and so Peter, called after this rock, represented the person of the Church which is built upon this rock, and has received �the keys of the kingdom of heaven.� For, �Thou art Peter� and not �Thou art the rock� was said to him. But �the rock was Christ,� in confessing whom, as also the whole Church confesses, Simon was called Peter. But let the reader decide which of these two opinions is the more probable (The Fathers of the Church (Washington D.C., Catholic University, 1968), Saint Augustine, The Retractations Chapter 20.1)."

Bisakah saudara memperhatikan ada 5 bagian yang diberikan warna berbeda?
  • that it be understood as built upon Him whom Peter confessed menunjukkan bahwa pernyataan Petros dan Petra dipandang sebagai Petrus dibangun di atas Yesus Kristus yang diakuinya
  • so Peter, called after this rock, represented the person of the Church which is built upon this rock, and has received �the keys of the kingdom of heaven.� Menurut Augustine, Petrus saja beranggapan bahwa yang disebut sebagai batu ini mewakili orang per orang di dalam jemaat yang sudah dibangun di atas Batu Karang dan diberi kunci-kunci Sorga
  • For, �Thou art Peter� and not �Thou art the rock� was said to him; Dengan demikian jelas Augustine sendiri membedakan makna dari Petrus dan Petra. Jadi pembahasan makna Petrus di atas 100% dapat diterima.
  • But �the rock was Christ,� Finally! Augustine menegaskan Batu Karang itu adalah Kristus.
  • in confessing whom, as also the whole Church confesses,' Augustine memperlihatkan bahwa pada masanya, Yesus Kristus sebagai Batu Karang adalah sesuatu yang diakui the whole church alias Gereja Katolik. Kenapa Gereja Katolik saat ini mempunyai Batu Karang yang baru?
Entah kenapa pengajaran Augustine ini mengingatkan pada Paulus saat dia berkata.....
1 Korintus 10:4
"dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan BATU KARANG ITU IALAH KRISTUS."
.....that Rock was Christ
.....? p?t?a d? ?? ? ???st??.
.....e petra de en o christos

Jadi sudah sangat jelas PETRUS ADALAH BATU YANG DIBANGUN DI ATAS BATU KARANG YANG SEJATI YAITU YESUS KRISTUS TUHAN DAN JURUSELAMAT KITA. Lagi pula Paulus sudah menjelaskan bahwa yang menjadi dasar dari jemaat bukan hanya 1 orang bernama Petrus melainkan semua nabi dan rasul
Efesus  2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Ini pun sangat sesuai dengan penggambaran Yerusalem Baru yang dinyatakan di dalam wahyu....
Wahyu  21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.
Dengan demikian kita bisa meyakini bahwa semua rasul mempunyai posisi  yang sama dalam hal wibawa dan kuasa sebagaimana pengajaran Santo Siprianus (Cyprian) berikut ini:
"Assuredly the rest of the apostles were also the same as was Peter, endowed with a like partnership both of honour and power;"
"Tentu saja rasul-rasul lainnya berada dalam posisi yang sama dengan Petrus, diberkati dengan persekutuan yang sama baik dalam hal wibawa/kehormatan dan kuasa;"
Jadi jika wibawa dan kuasa adalah sama, Petrus utama dimananya? Entahlah; yang jelas Petrus bukanlah batu karang, dan keutamaan Petrus akan kita bahas di artikel yang lain.... (Tanpa mengurangi rasa hormat kita atas semua usaha Petrus dalam pekabaran injil yang sangat berkenan di hadapan Tuhan kita Yesus Kristus)


Tuhan Yesus memberkati kitab semua, AMIN

Tuesday, 18 October 2011

APAKAH ALLAH PERJANJIAN LAMA KEJAM DAN TIDAK ADIL?

Orang-orang yang tidak percaya sudah sejak lama menggunakan fakta bahwa Israel menghancurkan bangsa-bangsa penyembah berhala di Kanaan sebagai bukti bahwa Allah Perjanjian Lama tidaklah adil dan kejam (Ul. 7:2). Tetapi mereka telah menolak untuk memperhatikan beberapa fakta berikut: Pertama, Allah menanti selama 400 tahun sebelum menghakimi bangsa-bangsa yang jahat ini, yang mengingatkan kita bahwa Dia sangatlah panjang sabar terhadap manusia (Kejadian 15:13-16). Kedua, bangsa-bangsa yang dimaksudkan ini sepenuhnya mempraktekkan segala jenis penyimpangan moral, termasuk inces dan pembakaran anak-anak mereka sendiri. Tidaklah salah secara moral bagi Allah yang kudus, sang pemberi Hukum, untuk menghukum mereka yang dengan sengaja, dan dengan sikap menantang tanpa pertobatan, melanggar hukum-hukumNya. Mereka yang mau menuduh Allah melakukan ketidakadilan atau kekejaman karena Ia menghukum bangsa-bangsa yang jahat sebenarnya bertindak sangat munafik, karena mereka sendiri percaya kepada hukum dan keteraturan, dan mereka mendukung bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan seperti pemerkosaan dan penganiayaan seksual terhadap anak dan pembunuhan, pantas untuk dihukum. Ketiga, Allah memberikan belas kasihan kepada orang-orang seperti Rahab yang percaya (Yosua 2). Seluruh Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah sangat menyukai belas kasihan lebih daripada penghukuman. Dia �sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat� (2 Pet. 3:9). Dia ingin semua manusia diselamatkan (1 Tim. 2:4). Keempat, adalah perlu bahwa bangsa-bangsa itu dihancurkan agar Israel dapat berdiri di tanah itu sebagai terang bagi dunia. Kalau bangsa-bangsa itu dibiarkan, Israel akan menjadi korup secara moral dan rohani dalam waktu yang sangat dekat (Ul. 7:2-6). Penghancuran bangsa-bangsa itu sebenarnya adalah tindakan Allah yang penuh belas kasihan. Bangsa-bangsa kafir yang hancur mendapatkan apa yang mereka pantas dapatkan, dan dengan melaksanakan penghakimanNya yang adil atas mereka pada waktu itu, Allah memberikan berkat kepada seluruh dunia. Melalui Israel Allah memberikan kepada dunia wahyuNya yang ilahi dalam Alkitab, dan melalui Israel Dia membawa Juruselamat ke dalam dunia untuk menyediakan keselamatan. �Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal� (Yoh. 3:16). Mereka yang menuduh Allah tidak adil dan kejam, mengabaikan fakta bahwa Allah sendiri membayar harga yang dituntut oleh HukumNya yang tegas agar manusia bisa diselamatkan. Hati Allah nyata dalam kata-kata luar biasa yang Yesus ucapkan dari kayu salib mengenai orang-orang yang secara sangat tidak adil menyiksa Dia: �Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat� (Luk. 23:34). Allah yang dinyatakan dalam Alkitab adalah Pribadi yang paling penuh kasih di alam semesta ini. Faktanya, Dia adalah sumber segala kasih dan belas kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang kudus, kudus, kudus, pemberi Hukum, dan Dia tidak dapat dihakimi oleh standar manusia yang inkonsisten dan tidak berarti.

Thursday, 18 August 2011

Renungan Harian: Hak-hak Allah

Bacaan: Yesaya 5:1-7
Nats: Yesaya 5:2
Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Kidung Yesaya yang menggambarkan bangsa Israel sebagai kebun anggur milik Allah telah mengajarkan kepada kita bahwa Allah berhak untuk mengharapkan kasih, penyembahan, dan ketaatan dari orang-orang yang diberkatinya. Sayangnya, seperti orang-orang pada zaman Yesaya, banyak di antara kita yang menunjukkan sedikit rasa terima kasih. Dan kita dengan sengaja merusak hukum-hukum moral-Nya. Ketika kita bersikap seperti ini, Allah tentunya berhak untuk memberikan hukuman.

Sejarah mengungkapkan apabila sebuah bangsa mengabaikan Allah dan menolak firman-Nya, bangsa itu akan menuai buah yang pahit.

Pada hari ini kita diingatkan kembali mengenai kemerdekaan yang telah kita nikmati. Kita harus benar-benar mensyukuri kemerdekaan ini. Namun, kadang-kadang kita menyepelekannya, kurang peduli terhadap orang-orang yang mendapatkan berkat tidak terlalu banyak. Kita menjadi bangsa yang individual yang secara egois memaksakan hak, melakukan hal-hal yang tidak adil terhadap orang lain, dan tidak memikirkan kesejahteraan mereka.
Yang terburuk, sewaktu menuntut untuk mendapatkan kemedekaan pribadi, kita tidak terlalu mendengarkan hak-hak Allah. Karena itu, kita perlu menyadari bahwa Dia adalah "Tuan atas kebun anggur". Dia berharap agar kita menghasilkan buah-buah kasih dan ketaatan, dan bukannya anggur asam dari rasa tak bersyukur dan kejahatan (Yesaya 5:2)

Saat kita bersyukur kepada Allah atas hak-hak kita, janganlah kita melupakan hak-hak Allah.

KEMERDEKAAN SEJATI ITU BUKAN BERJALAN MENURUTI DIRI SENDIRI MELAINKAN BERSERAH DI JALAN ALLAH

Friday, 12 August 2011

Renungan Harian: Bawaan Konyol

Ibrani 12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Pada tahun 1845, ekspedisi Franklin yang sial berlayar dari Inggris untuk menemukan suatu terusan yang melewati Laut Artik.

Awak kapal mengisi dua kapal layar mereka dengan banyak barang yang tidak mereka perlukan: perpustakaan yang terdiri dari 1200 buku, keramik terbaik, gelas kristal, dan peralatan makan yang terbuat dari perak murni, dengan inisial setiap perwira yang diukir pada setiap pegangannya. Yang mengherankan, setiap kapal hanya membawa persediaan batubara cadangan untuk mesin uap cuma cukup untuk 12 hari.

Kapal itu terjebak di padang es yang beku dan sangat luas. Setelah beberapa bulan, Lord Franklin tewas. Anak buahnya memutuskan untuk menyelamatkan diri dalam kelompok-kelompok kecil, namun tak ada satu pun yang selamat.

Ada satu cerita yang sangat menyedihkan. Dua perwira menarik sebuah kereta salju besar sejauh 104.585 km melewati es yang berbahaya. Pada saat regu penyelamat menemukan jasad para perwira tersebut, mereka menemukan bahwa kereta salju tersebut berisi meja perak.Mereka membuka jalan bagi kematian mereka sendiri dengan membawa barang yang tidak mereka perlukan.

Bukankah kita kadang kala melakukan hal yang sama? Kita pun menyeret beban yang tidak kita perlukan dalam kehidupan, bukan? Pikiran-pikiran jahat menghalangi kita. Kebiasaan-kebiasaan buruk menghalangi kita. Kebiasaan-kebiasaan buruk meronrong kita. Ketidakrelaan yang tidak kita lepaskan.

Marilah kita bertekad"menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita"

Wednesday, 3 August 2011

Renungan Harian: Sukacita dalam Kemiskinan

Pembacaan: Habakuk 3:14-19
Renungan: Habakuk 3:17,18
"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."

Dalam buku 450 Stories for Life, Gust Anderson menceritakan kunjungannya ke sebuah gereja di suatu daerah pertanian, di sebelah timur Alberta, Kanada. Di daerah itu telah berlangsung kekeringan selama 8 tahun. Kondisi ekonomi petani di daerah itu tampaknya tak ada harapan lagi. Meskipun dalam kemiskinan, banyak di antara mereka yang terus berkumpul untuk memuji dan menyembah Allah.

Anderson sangat terkesan dengan kesaksian seorang petani yang berdiri dan mengutip Habakuk 3:17,18. Dengan sungguh-sungguh petani itu berkata,"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." Anderson berpikir, orang suci itu telah menemukan rahasia sukacita sejati.

Refleksi:
Mendapatkan kesenangan dari barang-barang yang dapat dibeli memang bukan suatu kekeliruan. Akan tetapi, jangan sampai kita mengandalkan barang-barang tersebut untuk mendapatkan kebahagiaan. Apabila kepuasan kita ditentukan oleh kepemilikan atas barang-barang, kita akan hancur saat kehilangan barang-barang tersebut. Tetapi jika sukacita kita terletak di dalam Allah, tidak ada seorang pun yang dapat merusakkannya, bahkan kesulitan ekonomi pun tidak.

Ya, orang-orang yang mengenal dan memercayai Tuhan akan bersukacita ~Bahkan dalam kemiskinan~

Monday, 1 August 2011

Kesaksian: Di Balik Sebuah Kesukacitaan

Kebahagian hidup berumah tangga tak lengkap tanpa kehadiran anak-anak. Dan hal ini merupakan dambaan seluruh pasangan suami istri yang ingin membina kehidupan yang lebih baik ke depan.

Hampir tiga tahun pernikahan kami, ada banyak pertanyaan yang terlontar dari berbagai kalangan entah itu kerabat, keluarga, kenalan maupun tetangga tentang kehadiran anak - anak di tengah keluarga kami. Hal ini menjadi sebuah pergumulan yang berkepanjangan bagi kami. Tidak sia-sia, ketika umat benar-benar percaya dan berharap pada Kristus, karena Ia mampu melakukan hal yang sangat mustahil dalam pandangan manusia. Tanggal 3 September 2004, menjadi sebuah titik awal jawaban Tuhan atas pergumulan kami, ketika dokter kandungan mendiagnosa bahwa ada tanda-tanda kehamilan, ini merupakan sebuah berita kebahagian bukan ? Namun di balik kebahagian itu pula ada tanda yang lain yakni tumbuhnya daging lebih diseputar area kandungan yang pada akhirnya diketahui; ada mioma uteri.

Di usia kandungan hampir mendekati 7 bln, dokter memeriksa detak jantung bayi yang aku kandung dan melihat fungsi paru- parunya, dan menurut dokter sangat baik, dan aku siap dioperasi,namun aku balik bertanya pada dokter,bagaiman dengan berat badan bayiku,kata dokter 1,4 ke 1,5 Kg. Jujur aku dihinggapi kekhawatiran untuk dioperasi dengan pertimbangan bahwa bayiku di bawah timbangan atau berat bayiku agak kurang dan sangat rawan, aku tegaskan kepada dokter bahwa bayi ini adalah anak pergumulan, jika kami ke dokter kami akan pergi ke gereja juga dan berdoa bersama dengan hamba Tuhan untuk bayi kami, jadi aku berharap dokter bisa memikirkan kembali diagnosanya. Dan diluar dugaan, dokter mengiyakan permintaan kami, "bapak dan ibu pulang dulu, berdoa & bergumul kembali, saya hanya manusia biasa dan biarlah Tuhan yang akan memutuskan apa yang paling terbaik," kata dokter.

Kami berdoa & bergumul seperti biasanya sebelum kami kembali ke dokter. Dan diusia kandungan mendekati 8 bln, aku ke dokter, dan kata dokter berdasarkan hasil USG keadaan bayi kami baik,dan sehat, dengan berat badan mendekati 2,4 ke 2,5 kg, dan kata dokter adalah waktu yang tepat untuk di operasi dengan berbagai pertimbangan antara lain : tekanan darah tinggi,  miom, perkapuran pada plasenta dan bayi yang terus pada posisi sungsang, dan keputusan akhirnya bayi kami akan dilahirkan dengan jalan operasi cesar. 19 April 2005,bayi kami dilahirkan. Lima menit berlalu dari sebuah tindakan operasi, ada lagi keputusan yang berubah, ketika awal kesepakatan untuk mengangkat miom menjadi berubah dengan mengangkat usus buntu.
Kebahagiaan menjadi seorang ibu dimulai dengan kehadiran seorang bayi perempuan yang cantik yang kami beri nama "Diva", dengan harapan dia akan menjadi seorang Diva kelak dikemudian hari, dalam artian kami Diva akan menjadi teladan, bahkan menjadi berkat bagi banyak orang. Tetapi di balik kebahagiaan yang kami rasakan, ternyata masih ada tantangan kehidupan yang mesti dijalani, tiga hari berpuasa paska operasi, menurunkan daya tahan fisik-ku, dan aku menggigil kedinginan, demam dan tekanan darah tinggi yang naik drastis menghiasi hari-hariku disebuah rumah sakit. Delapan hari lamanya aku terbaring lemah, namun aku sangat tahu bahwa segalanya akan berlalu dalam kemuliaan dan mujizat yang Tuhan Yesus buat dari hari lepas hari.                  
Tanggal 27 April  2005, menjadi awal hari-hari membahagiakan di tengah keluarga, ketika si kecil dan aku kembali kerumah.

Kembali ke rumah penderitaan menghiasi hari-hariku, ketika aku menggigil kedinginan karena malaria, sehingga dokter menyarankan untuk terapi malaria dengan mengkomsumsi obat malaria sesuai aturan tertentu, lepas dari malaria, kembali aku didera dengan nyeri pada tempat operasi, sehingga aku menangis dan berseru "Tuhan belum berakhirkah penderitaanku?" Seminggu lamanya, aku harus terbaring lagi, dengan perawatan intensif oleh seorang dokter, Susi Septiawarni namanya, ia benar-benar seorang dokter yang sabar dan tanpa pamrih berbagi waktu prakteknya hanya untuk merawat luka yang aku alami, hingga lukaku berangsur-angsur sembuh, namun derita belum juga berakhir ketika ada daging lebih yang keluar dari kelaminku , entah karena apa, tapi satu hal yang tetap kuyakini Tuhan tidak pernah memberikan cobaan yang melebihi kekuatan umatnya, dan itu nyata ketika aku kembali terbaring di sebuah rumah sakit umum pada tanggal 21 Juni aku dimasukkan di ruangan operasi dengan dua alternatif : kuretase / pembersihan serta pemotongan jaringan yakni daging yang keluar dari kelaminku dan bila terjadi pendarahan maka kandunganku akan diangkat beserta dengan miom  yang tumbuh di dalamnya.
Tepat jam 00.00 malam, aku bersujud di lantai kamar tempat aku dirawat, dan kepada Tuhan Yesus aku meminta "Tuhan jika Engkau yang memberikan & menjawab pergumulan panjang kami dengan menghadirkan Diva, maka berilah hamba kehidupan untuk menjawab tanggung - jawab hamba sebagai seorang Ibu dan seorang istri bagi suamiku, dan aku pegang sungguh janji Tuhan untuk menolong umatnya, jika Tuhan berkehendak tanpa operasi pun tumorku akan keluar/hilang/lenyap. Dan aku minta kepada Tuhan Yesus agar diagnosa Tuhan Yesus yang jadi bukan diagnosa dokter".  Sebelum operasi dilakukan beberapa petugas medis terus mengingatkan aku akan kebesaran Kasih Kristus dan mencari kepastian jika aku benar mengandalkannya, dan aku bersukacita mengakui sungguh bahwa aku mengimani Kristus dan pekerjaan Ilahinya.
Proses operasi berakhir dengan hanya melakukan tindakan kuretase dan pemotongan jaringan yang akan diteliti lebih lanjut, terlalu ajaib pekerjaanNya, jujur sebagai seorang perempuan adalah hal yang sangat berat jika terjadi pengangkatan kandungan meski semua itu menjadi pertimbangan medis, aku tahu pasti ada maksud Tuhan yang lebih indah di balik tindakan medis ini. Januari, 11'2006 aku kembali ke dokter kandunganku untuk kontrol, dan tanpa diduga sama sekali dokter memberitahukan hasil pemeriksaan jaringan yang dipotong, dan ternyata itu adalah tumor yang menciut dan keluar dengan sendirinya. Kunaikan syukur untuk Tuhan Yesus karena doaku dijawab olehNya. Dalam doa yang penuh harap aku bermohon jika Tuhan Yesus berkehandak tanpa obat - obatan dan operasi sekalipun, aku dapat dipulihkan, dan itu nyata!!!

Pergumulan pribadiku menjadikan aku sadar bahwa di balik sebuah kesukacitaan ada juga tantangan hidup yang lain, yang pada akhirnya membentuk sebuah kesabaran, ketekunan untuk terus mendekatkan diri pada Tuhan, aku tahu kini ada iman, pengharapan dan kasih tetapi ada juga salib yang tetap menjadi bagian hidup orang percaya, dengan iman yang sungguh aku tetap pegang janji Tuhan "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan (Yer 17 : 17) & (Yoh 11: 4) .. penyakit tidak membawa kepada kematian tetapi supaya Tuhan dimuliakan lewat penyakit kita.

Kuakhiri kisahku dengan sebuah pernyataan : penderitaanku tidak ada artinya dibandingkan kebahagiaan yang Tuhan Yesus berikan, yakni menjadi seorang ibu.

Aku menyampaikan terima kasihku yang tiada terhingga untuk Kristus Tuhan, semua yang mendukungku dalam berbagi bentuk keprihatinan, para pelayan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan pada Jemaat Bethania, Poka, Unit VI Mahanaim, AM GPM Ranting Victorius, TPI Mahanaim II, para medis bahkan semua pihak yang tulus berbagi kasih di tengah penderitaan yang aku alami, Tuhan Yesus Memberkati... Amin

Renungan Harian: Jatuh Bebas

Bacaan: Ulangan 32:1-14
Nats: Ulangan 32:11-12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Dalam nyanyian lembut Musa pada bacaan alkitab hari ini, Allah digambarkan sebagai induk rajawali yang bisa dipercaya oleh anak-anaknya, bahkan dalam pengalaman yang menakutkan seperti belajar terbang.

Seekor induk rajawali membangun sarang yang nyaman untuk anak-anaknya, melidungi mereka dengan bulu-bulu dadanya sendiri. Tetapi insting pemberian Allah untuk membangun sarang yang aman pun memaksa rajawali-rajawali muda itu untuk terbang, dan induk rajawali tidak akan melewatkan kewajibannya untuk mengajari anak-anaknya. Karena hanya dengan demikianlah mereka memenuhi kodrat mereka.

Maka suatu hari induk rajawali itu akan mengusik ranting-ranting pada sarang tersebut dan membuatnya jadi tempat yang tidak nyaman. Kemudian ia akan memungut rajawali muda yang kebingungan itu, melambungkannya ke udara, dan menjatuhkannya. Burung kecil itu pun jatuh dengan bebas. Di mana mama sekarang? Ia tidak jauh. Induknya segera menukik ke bawah dan menangkap anak burung itu. Ia akan mengulangi latihan ini sampai setiap anaknya mampu terbang sendiri.

Refleksi:
Apakah anda takut untuk jatuh bebas, karena tidak tahu pasti di mana atau seberapa keras anda akan mendarat? Ingat, Allah akan datang untuk menyelamatkan anda dan membentangkan lengannya yang abadi di bawah anda. Dia pun akan mengajari sesuatu yang baru dan indah melalui hal itu. Jatuh pada lengan Allah bukanlah hal yang perlu ditakuti.

Sunday, 31 July 2011

Humor: Dilarang Parkir di Sini

Seorang pendeta mendapat kesukaran sehubungan dengan tempat parkir yang telah disediakan untuk dirinya di halaman gereja. Agaknya, para pengunjung gereja memarkir mobil mereka semaunya, walaupun jelas-jelas sudah ada tanda bahwa tempat itu diperuntukkan bagi orang tertentu.
Pendeta itu mengira bahwa tandanya kurang jelas sehingga ia minta ditambahkan, "Disediakan untuk pendeta". Namun kenyataannya,pengunjung gereja masih memarkir kendaraan mereka di tempat itu juga. Mungkin diperlukan tanda yang lebih tegas lagi, pikir sang pendeta. Kemudian ia mengubahnya menjadi: "Tuhan menyediakan tempat ini untuk hamba-Nya". Namun, hal ini pun tidak membuahkan sesuatu yang diharapkan.
Akhirnya setelah merasa kesal, ia memunyai suatu ide yang bagus. Hasilnya adalah bahwa sejak dipasang tanda yang terakhir itu, tidak ada seorang pun yang memarkir mobilnya di tempat pendeta itu. Tandanya berbunyi: "Siapa yang memarkir mobilnya di tempat ini diharuskan berkhotbah pada hari Minggu berikutnya".

Renungan Harian: Main Sulap

Bacaan: Lukas 10:38-42
Nats: Lukas 10:39-49
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
 


Pada masa kini, kita sering sekali melakukan "sulap" dalam kegiatan kita sehari-hari. Kita tenggelam dalam kesibukan kita mengurus berbagai "pertunjukan sulap" mengurus berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan. Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan dapat menyelesaikan semuanya. Jadi "wanita yang hanya duduk di kaki Yesus" kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersamaNya. Tentu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan, akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik. Karena itu,  marilah berhenti melakukan "sulapan" harian, supaya kita memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.

Friday, 22 July 2011

Cerita Inspiratif: Surat Cinta Bapa Kepada Anak-AnakNya

Bapa sangat mengasihi kita semua sebagai anak-anak -Nya. Tetapi seringkali banyak orang tidak tahu bahwa Tuhan sangat mengasihi manusia, bahkan rela berkorban supaya kita tidak binasa, tetapi sebaliknya mengalami hidup kekal, hidup berkelimpahan dan diberkati. Satu hal yang sering membuat kita mengecewakah hati Tuhan adalah sikap kita sendiri yang kurang percaya bahwa  Tuhan itu adalah Bapa kita, Seorang Bapa yang sangat mencintai kita sebagai anak-anak-Nya. Seorang Bapa yang selalu menolong anak-Nya kalau anak-Nya dalam kesulitan.  Seorang Bapa yang selalu mengawasi dan memperhatikan anak-Nya.

Tapi bagaimana dengan kita? Saat kita dalam masalah, apakah kita masih bisa mengucap syukur kepada Tuhan? Masih bisakah kita tersenyum menghadapi masalah kita? Kenapa seringkali kita lebih banyak bersungut-sungut dalam menghadapi persoalan kita? Tiada lain adalah karena kita kurang percaya bahwa Tuhan adalah �BAPA� kita.

Bapa sudah mengutus Kristus yang adalah �Yang Terbaik dari Surga� untuk berkorban dan mati bagi kita. Mana mungkin Dia sang Bapa tidak memberkati dan menolong kita dalam mengarungi kehidupan kita. Seperti kata Mazmur Daud �Sekalipun aku dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Tuhan besertaku�

Di bawah ini ada sebuah video mengenai �Surat Cinta Dari Bapa�. Bapa yang sangat mencintai kita lebih dari cinta kita kepadaNya. Bapa yang mempunyai rancangan terindah untuk kita. Silahkan simak Video  berikut ini hingga selesai (Bagus Sekali) agar anda dapat memahami kasihNya kepada kita semua. Kiranya menjadi berkat. God Bless You All.

Thursday, 21 July 2011

Renungan Harian: Tergesa Membawa Celaka

Amsal 16:32
�Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan�

Alkisah pada masa dinasti Song ada seorang petani yang tidak pernah sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, �Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?� Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat.

Keesokkan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati. Karena tidak sabar, �usahanya untuk membantu� malah membuatnya rugi besar.

Demikian pula dengan Saul, raja Israel. Sebelum Saul berperang ke Gilead melawan bangsa Filistin, Samuel sudah berpesan bahwa ia akan datang kepada Saul untuk mempersembahkan korban. Samuel meminta Saul menunggu ia datang untuk memberi instruksi (I Samuel 13:8). Namun, Saul tidak mengindahkan perintah Samuel maupun hukum Tuhan. Ia tidak sabar menunggu Samuel. Ia lebih takut ditinggalkan rakyatnya dari pada takut pada Tuhan. Ketidaksabarannya membawa dampak yang fatal, Tuhan menolaknya sebagai raja (ayat 14).
Dalam hidup ini, kita juga kerap tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah sering kali mendatangkan masalah baru yang justru lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar.

Dalam hidup orang yang sabar selalu ada banyak kesempatan untuk Allah bekerja.

Thursday, 14 July 2011

God's Trinity

Hi, I'm from Indonesia. In my country we live among the Muslims who are the majority in this country. We know that explain about the Trinity is the biggest challenge for Jesus followers. Trinity is really complicated, but in my opinion it is not something that can not be explained.

And this is what i think about the God of Trinity.... ( sorry my english is not good enough :D )

1. There is only one God, even Jesus and Paul taught us that way.
KJV-Mark 12:29 And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; The Lord our God is one Lord:

So, it is nonsense if Christian or Chatolic isn't a monotheism religion
============

2. So what exactly do we refer to as the Father, Son and Holy Spirit?
You must know the plan of God in redeeming His people. First of all He has revealed Himself as our Father. Many people have misconceptions and assume that we have a blood relationship with the Lord. That's really ridiculous, right? So, why we call Him as our Father in heaven? Read the verse below:

KJV-Psalms 103:13 Like as a father pitieth his children, so the LORD pitieth them that fear him.

So, it's not a blood relationship. God said that He loves those who fear Him as a father has compassion on his children. So it is very obvious that it is the relationship between God's love to His beloved creation. That's why we call Him as our Father.... but It is just the first reason. We still have another reason to call Him as our Father in heaven.

=============
3. What about the Son, the Messiah, our redeemer?
God said in the garden of Eden "And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel." Jesus is the seed of woman. He was born of a virgin, and it's really unusual. God wanted to emphasize that he had fulfilled his promise in Eden. But that's not the main question. The main question is "why His followers regard Jesus as God? Why did the Lord put the blame from one person to another that does not do any sin? And .... if Jesus is God, why did she prayed and cried to his Father?" You surely agree that this is the hardest question of the trinity.

Actually the Bible has answered all the questions above. The problem is many people do not read the Bible carefully.
  • The Bible says that God hates sin
  • The Bible also says that God loves humans
So can you imagine how the position of our God if the man and sin are combined into a sinful man? On the one hand He must save mankind, and on the other hand He must punish sin?

Jesus is the answer to that problem. In Jesus, God can save mankind while He punish sin in the name of Jesus. But the Bible says that every man shall bear his own sin and can not bear the sins of others? Right?

Anyone unable to bear the sins of others, because he himself sinned. But Jesus did not do any sin. And He is not someone else, He is our God. As written in the book of Isaiah 9:6
"For unto us a child is born, unto us a son is given: and the government shall be upon his shoulder: and his name shall be called Wonderful, Counsellor, The mighty God, The everlasting Father, The Prince of Peace.

How can I say Jesus is the God while He was still prayed to His Father?
Do you know what is the Father?
Father is the Spirit of God. He is infinite, omnipresent and omnipotent. Father put His spirit in the body of Jesus. When Father put His Spirit in the body of Jesus ... It does not reduce His omnipresent, and He is still exist everywhere.

Here are the verses....
John 4:24 God is a Spirit: and they that worship him must worship him in spirit and in truth.
=====
Psalms 139:8 If I ascend up into heaven, thou art there: if I make my bed in hell, behold, thou art there.

So; Father is the condition of the Spirit of God, that is unlimitted, omnipresent, and omnipotent, while Son is the spirit of God who lived in the body of Jesus Christ. However, the Spirit of God that lived in Jesus, and the Spirit of God in the omnipresent state is still one Spirit of God.

Here are the verses....
Luke 4:18 The Spirit of the Lord is upon me, because he hath anointed me to preach the gospel to the poor; he hath sent me to heal the brokenhearted, to preach deliverance to the captives, and recovering of sight to the blind, to set at liberty them that are bruised,
======
John 10:30 I and my Father are one.

You should notice that each time Jesus refers to God as His Father, He is equating himself with God. It's written in the Gospel of John:

John 5:18 Therefore the Jews sought the more to kill him, because he not only had broken the sabbath, but said also that God was his Father, making himself equal with God.
=====
John 10:33 The Jews answered him, saying, For a good work we stone thee not; but for blasphemy; and because that thou, being a man, makest thyself God.

People will think that we will always be the same with our fathers. If your father is a human, then you must also be a human being. Then how Jesus said that God is His Father? Is God a man? Does God have flesh and blood? Once again, this is a ridiculous thought. The Bible already teaches us that God is a Spirit, so Jesus Christ was talking about the spirit that was upon Him. The problem is humans can only judge what he saw. So, when Jesus Christ said that God is His Father. He didn't want to say that He has the same blood and flesh with the Father. His body was created by The Spirit of God in the womb of Mary; So if humans inherit his parents' genetics. Jesus receives the Spirit of His Father in Him.

The problem is for the human, the spirit of child is different with the spirit of his parents. I have my own spirit while my father and mother have their own spirit. But Jesus said that He had His Father's Spirit.

So now you have to understand the complexity of a Jesus Christ. His body is 100% a human being, while his Spirit is 100% God. In front of the people of Israel He will show His human side, while in front of His disciples; He will show His divinity. If you can not understand about this you will always get confused. Jesus always pray to His Father; Because His Spirit was preparing himself to be the perfect sacrifice for human sin. A sacrifice for sin should not do any sin, if not he himself should be punished. Do you think ignoring the presence of God is not a sin? It is obvious that it is a sin.

And because Jesus Christ had to die as a spotless man, then the Spirit of God is in him prepared himself as a spotless man and not as a God who is always perfect. If He want to act as God who is always perfect, then he did not need to come down to earth as a human being. But it's already in His design that He will send a sacrifice to save humans while He still can punish the sin of us.

So after his body was destroyed for the redemption of our sins; His Spirit down to Hades and seize the key. On the third day He rose from the dead .... and get a glorified body. Bible paraphrase it as sitting on the right hand of God. "Sitting" is a symbol that he had completed his task; While "On the right hand of God" is a symbol that He will be a representative of God in declaring His glory. His spirit had returned to His Father (His omnipresent state); And Father had declared that If he wanted to declare His Glory; It will be expressed in the likeness of Jesus Christ. As stated by Jesus himself in Matthew 28:18 And Jesus came and spake unto them, saying, All power is given unto me in heaven and in earth.

Even while still in the flesh, Jesus claimed about this...
John
14:8 Philip saith unto him, Lord, shew us the Father, and it sufficeth us.
14:9 Jesus saith unto him, Have I been so long time with you, and yet hast thou not known me, Philip? he that hath seen me hath seen the Father; and how sayest thou then, Shew us the Father?

So if one day in front of you appears the figure of Jesus Christ; That means you're facing the Lord of the universe. I've seen Him once, and I'm scared to death...no kidding. My consciousness of sin is so powerful; until I thought I was going to die on that day :D

And Jesus in the book of Revelation declare himself as the Almighty;
Revelation
1:7 Behold, he cometh with clouds; and every eye shall see him, and they also which pierced him: and all kindreds of the earth shall wail because of him. Even so, Amen.
1:8 I am Alpha and Omega, the beginning and the ending, saith the Lord, which is, and which was, and which is to come, the Almighty.

=================
4. And what about the Holy spirit?
Redemption had been accomplished; and mankind have been freed from the shackles of death; once and for all. So if in the name of Jesus we are freed from the shackles of death; Does that mean we can go to heaven? Sure, but it should be noted that the human spirits is the weak spirits and not perfect. Although your tongue confess that you receive Jesus as your Savior; it will not guarantee that we will not sin again; And if you are not perfect in holiness, how can you go to heaven the most holy realm? That is the reason Jesus Christ ascended into heaven. So His spirit can be re-united with the God's Spirit that is omnipresent. At that time humans have been justified in the name of Him. After reuniting his Spirit, God has been pleased to pour out His spirit on all people who receive the redemption in the blood of Jesus Christ His Son.

Jesus said....
John 16:7 Nevertheless I tell you the truth; It is expedient for you that I go away: for if I go not away, the Comforter will not come unto you; but if I depart, I will send him unto you.

So GOD has poured His spirit upon billions of human beings. Does that mean there are billions of God's Spirit today? No, the Spirit of God remains one. So at that time, although the Spirit of God was upon Jesus, and the Spirit of God is still omnipresent .... Spirit of God remains just one.

If the Spirit of God was upon Jesus, and now that same Spirit also came upon all men, does it mean Jesus Christ is not God? There is a big difference between the Spirit of God which lived in Jesus Christ to the spirit which lives in the common human. I don't want to say that the spirit which lived in Jesus was different with the spirit that lives in His people today. I just want to say that the Spirit of God is doing two different things.

In Jesus: The Spirit acts as the Spirit of Jesus himself. Therefore, each time He delivered the Word of God, Jesus said, "I say unto you, ......". So it is very clear that Jesus places himself as the source of the Word of God. Then in many instances, he showed miracles, such as raising the dead, relieve storm, condemned the plants to wilt,.... and it was all done instantly without mentioning the name of God or pray. In those cases, Jesus was about to show the divine in Him.

Nowadays, the same Spirit lives in His people as a helper to help everyone to understand the truth of God's Word. Not only that; Spirit of God will live in the hearts of everyone who receives Him. The goal is to enhance the spirit of His people. And His spirit will always be with His people for ever. As Jesus said.... John 14:16 And I will pray the Father, and he shall give you another Comforter, that he may abide with you for ever;

Why forever? It because our spirits are the spirits which full of flaws, and tend to rebel. Such spirits can not enter into heaven. So we must conquer our spirit and let the Spirit of God enthroned in us. Currently we can not see Him. But when the time comes, everyone will live in a glorified body. That's the time when the Spirit of God will be so real for everyone. His spirit will always be with us forever, because we want to stay at Father's home in heaven forever. Or, is there someone who makes a plan, that he/she will migrate to hell if he/she becomes bored in heaven? I don't think so. That's why the spirit of God will always be with us forever. And for the spirit of the believer live in His Spirit, we can call Him as our Father. That's the second reason we call Him as our father....

So when we talk about the relationship between man and God, we can use the terms son and the Father. It does not claim blood ties, but the relationship of love that's given by His Holy Spirit.

Thus, there are three stages experienced by humans until we can live in eternity with the Father in heaven.
  1. At Eden, we are able not to sin, and able to sin. It because humans depend on God about all the knowledge of good and bad. on the other side; God gave us the ability of free will.
  2. After the expulsion, we can not afford to be without sin, and unable to live holy. It because we rely on our own understanding of good and bad, and still....we have the ability of free will.
  3. Next life in heaven,.... we will live in a holy life, and can not do any sin, because our spirit will always live on in His spirit. And there will be no more happiness can beat the happiness of living with God in His glory

So that's Trinity. God loves us like a Father loves his son. Therefore; He gave His spirit to live among men (son) in the flesh (likeness of son) 2000 years ago to liberate us from the bondage of death. After the redemption; His Spirit returned to heaven and pour out His Spirit to many people. At this time he perfected the spirit of His people, so that we can live in Jesus, and Jesus in His Father, and thus we are united with the Father.

So, The Father is the God's Spirit Himself; The Son is the God's Spirit that sent into the world to live as human being and redeem us; The Holy Spirit is the Spirit of God that's poured out upon us to help us understand the word of God and makes our spirit perfect in His Spirit.

Although, the three elements of the trinity was performed by the same Spirit of God; but Father, Son, and Holy Spirit hold different roles in the work of God to save mankind.

That is my understanding of God's trinity. God bless...

Tuesday, 12 July 2011

Renungan Harian: Glow in the Dark

Efesus 5:8
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Sepulang dari sebuah perjalan ke luar negeri, seorang pria membelikan oleh-oleh bagi istrinya berupa sebuah kotak korek api yang bercahaya dalam gelap. Saat ia memberikan kepada istrinya, ia ingin memperlihatkan pada istrinya bahwa kotak itu bisa bercahaya, namun sewaktu lampu di nyalakan kotak itu tidak mengeluarkan Cahaya.

�Dagelan yang tidak lucu,� demikian seru istrinya.

Dengan kecewa pria itu berkata, �Aku telah tertipu.�

Tapi saat istrinya membolak balik kotak korek api itu, dia melihat sederet kalimat dalam bahasa Perancis. Setelah bertanya pada seorang teman, ternyata kalimat itu berbunyi, �Jika Anda ingin saya bersinar pada malam hari, jemurlah saya di bawah terik matahari.� Karena itu si istri menempatkan kotak itu di jendela. Sorenya saat sang suami pulang, ia memadamkan lampu dan memperlihatkan pada suaminya bagaimana kotak itu sekarang bisa bercahaya.

Suaminya heran dan bertanya, �Apa yang kau lakukan?�

Istrinya menjawab, �Aku sudah tahu rahasianya. Kotak itu harus di jemur di bawah terang supaya dapat bercahaya.�

Sama halnya dengan orang percaya, jika kita ingin bersaksi di tengah gelapan dunia ini, kita harus berada di dalam terang Tuhan dulu. Berjemurlah dalam terang firman Tuhan, penuhilah hidup Anda dengan hadirat Tuhan, dan ijinkan Roh Kudus memakai hidup Anda untuk bercahaya dalam kegelapan.

Rasul Paulus menuliskan kepada orang percaya di Filipi seperti ini, �Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Filipi 2:15-16.

Anda tidak bisa bersinar dengan kekuatan Anda sendiri. Anda hanya bisa bersinar jika Anda berada dibawah terang Kristus Yesus.

Sunday, 10 July 2011

MISTERI TRINITAS

Oleh: Dr. W. A. Criswell

PENDAHULUAN
�Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian� (2 Korintus 13:14).

Trinitas atau Tritunggal disebutkan oleh Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya kepada jemaat di Korintus. Ini adalah ucapan salam atau doa berkat yang didasarkan pada ke-Tritunggal-an Allah. �Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.� Kita hidup di tengah-tengah misteri yang tidak dapat dipahami. Kita sendiri merupakan bagian dari misteri itu. Bahkan anda mungkin tidak bisa memahami tentang misteri diri anda sendiri. Kadang-kadang baik Alkitab, Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus berbicara tentang manusia sebagai dikotomi. Alkitab kadang-kadang menjelaskan kepada kita bahwa manusia terdiri dari psuche dan soma, atau jiwa dan tubuh. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin jiwa dan tubuh itu bersatu atau antara roh dan materi menjadi satu sehingga menjadi manusia.

Kadang-kadang Alkitab dan secara khusus Rasul Paulus menghubungkan kita sebagai trikotomi. Paulus menjelaskan bahwa keberadaan kita terdiri dari materi atau keberadaan fisik (somatikos). Ia juga menghubungkan kita sebagai pribadi yang berpikir (psuchekos), dan ia juga menghubungkan kita sebagai keberadaan rohani yang memiliki sensitivitas terhadap Roh Allah (pneumatikos).

Kita adalah satu kesatuan dari tiga unsur yang ada di dalam diri kita, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Bagaimana anda dapat memahami akan hal itu, bagaimana anda dapat berpikir tubuh, jiwa dan roh bisa menjadi satu dan itu adalah manusia. Bagaimana saya terdiri dari roh (sesuatu yang tidak kelihatan atau invisible dan yang tidak bersifat materi atau immaterial) dan tubuh (sesuatu yang bersifat fisikal)? Tak seorangpun dapat memahami atau pernah memahami. Manusia memiliki pikiran yang terbatas. Kita semua melihat, memandang dan mengobservasi, namun kita tidak mungkin memiliki pemahaman yang lengkap.

Jika ini benar bagimana kita dapat memahami misteri yang
lebih unik lagi yaitu misteri yang tak terselami ketika kita mencoba
memahami misteri tentang ke-Tritunggal-an Allah.
Saya pernah membaca tentang kehidupan Agustinus.
Suatu hari ketika ia berjalan menyusuri pantai, ia melihat seorang
anak kecil yang menggali pasir membuat cekungan. Ia berjalan
menghampiri anak itu dan bertanya kepada dia tentang apa yang
sedang ia lakukan, anak itu menjawab �Tuan saya sedang membuat
kolam.� Kata Agustinus �mengapa kamu lakukan itu?� anak kecil
itu menjawab: �Saya akan mengosongkan laut dengan mengalirkan
airnya ke kolam saya ini.� Agustinus adalah seorang pemikir besar.
Dia adalah seorang bapa gereja Latin yang sangat terkenal. Setelah
percakapannya dengan anak kecil itu, ia melanjutkan perjalanannya
dan berpikir, �Jadi anak itu berpikir bahwa ia akan mengosongkan
air laut dan mengalirkannya ke dalam kolamnya yang kecil yang
telah ia buat dengan menggali pasir itu. Kadang-kadang kita menjadi
seperti anak kecil ini, kita kadang ingin memahami Allah yang tidak
terbatas dengan pikiran kita yang sangat-sangat terbatas.�

Saya dapat memastikan bahwa ini tidak mungkin. Kita
tidak mungkin dapat memahami dan menjelaskan misteri ini. Kita
bahkan tidak dapat memahami atau menjelaskan tentang
pekerjaan-pekerjaan Allah. Darimana matahari itu berasal? Siapa
yang membuatnya? Bagaimana kita berada di sini? Siapa yang
menjadikan kita? Bagaiman kita dijadikan? Kita bahkan tidak dapat
memahami tentang fenomena yang Allah kerjakan di sekitar kita.
Bagaimana bunga mengeluarkan kuncupnya dan kemudian mekar
dan nampak begitu indah. Jika kita tidak dapat memahami apa
yang terjadi di sekitar kita yang merupakan pekerjaan Allah,
bagaimana mungkin kita dapat memahami misteri agung tentang
Allah itu sendiri. Misteri tentang Trinitas adalah sesuatu yang tidak
dapat dipahami.

ALLAH MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI KEPADA KITA SEBAGAI TIGA PRIBADI
Di dalam pewahyuan Allah yaitu firman-Nya, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai tiga pribadi. Satu di dalam tiga dan tiga di dalam satu. Setiap pribadi memiliki kesetaraan sama dengan yang lain, semuanya kekal, satu dalam esensi dan tiga di dalam subsistensi.

Allah adalah pribadi Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai pribadi. Ia berpikir, Ia berbicara, Ia bertindak, Ia berkomunikasi, Ia memiliki perasaan. Itulah Allah. Kita adalah ciptaan yang dilengkapi dengan bahasa, oleh sebab itu Allah berkomunikasi dengan kita dengan menggunakan kata-kata, bahasa atau pikiran. Allah adalah pribadi. Ia bukan prinsip filosofi, ia bukan abstraksi para akademisi, Dia bukanlah penyebab pertama yang tidak berpribadi (impersonal first cause). Allah adalah pribadi dan Ia menyatakan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Daud dan Allah Yesaya. Allah memiliki nama pribadi di dalam Perjanjian Lama yaitu Yehovah atau Yahweh. Nama-Nya di dalam Perjanjian Baru adalah Iesous atau Yesus, Juruselamat dan Tuhan kita.

Di dalam Alkitab, Abraham disebut sebagai sahabat Allah, bukan sebagai sahabat prinsip abstrak (abstrack principal) tetapi sahabat Allah. Kitab suci yang sama mengatakan bahwa Musa berbicara kepada Allah sama seperti seseorang yang berbicara dengan sahabatnya, bertemu muka dengan muka. Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang berpribadi. Di dalam seluruh Alkitab, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Allah dalam tiga pribadi atau Tripersonal. Ketiganya adalah kekal, setara. Seluruh Alkitab dari ayat pertama, pasal pertama dari kitab pertama sampai akhir Alkitab menjelaskan bahwa Allah adalah Allah yang Tritunggal, tiga pribadi dalam kesatuan dan itulah yang selalu dinyatakan di dalam Alkitab.

TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Yang pertama kita akan melihat konsep Trinitas yang dijelaskan Allah di dalam tiga pribadi yang tertulis di dalam kitab Perjanjian Lama. �Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air� Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita� (Kejadian 1:1, 2, 26a.).

Ada pluralitas di dalam Allah di dalam kalimat pertama, ayat pertama. Ia memperkenalkan kepada kita sebagai pluralitas. Bentuk singular atau tunggal dari kata Allah adalah El. Anda dapat menemukannya dalam ribuan kombinasi di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sedangkan bentuk pluralnya atau jamak adalah Elohim dan kata itulah yang digunakan dalam Kejadian pasal 1 ini. Dalam Kejadian pasal pertama kata Elohim digunakan 32 kali, di dalam kitab Musa, kata Elohim digunakan lebih dari 500 kali. Di dalam seluruh Alkitab Perjanjian Lama, kata Elohim digunakan lebih dari 5000 kali. Dalam 32 kali kata Elohim yang ditemukan dalam Kejadian pasal pertama, dalam lebih dari 500 kali kata Elohim yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Musa dan dalam lebih dari 5000 kali kata Elohim yang ditemukan di dalam kitab Perjanjian Lama, tanpa terkecuali semua kata Elohim yang digunakan di sini diikuti dengan kata kerja bentuk singular atau tunggal. Kata Elohim, plural dipakai di sini untuk menunjukkan kemuliaan, keagungan dan misteri Allah. Namun kata itu diikuti dengan kata kerja singular atau tunggal. Itulah Allah.

Keistimewaan yang kedua tentang Allah yang diperkenalkan kepada kita adalah Roh Allah. Roh Allah melayang-layang di atas air. Gerakan Roh Allah dinyatakan di dalam seluruh Alkitab di dalam Perjanjian Lama. Roh Allah yang datang kepada Bezaleel dan Aholiab untuk memberikan pimpinan kepada mereka ketika mereka membangun kemah suci dimana Allah disembah dan dimuliakan. Roh Allah yang datang kepada Daud, pemazmur dan pemuji dari Israel. Roh Allah yang meninggalkan Saul dan roh iblis yang merasukinya, Zakharia seorang nabi berkata, �Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.� (Zakharia 4:6). Elohim menunjukkan bahwa Allah adalah satu di dalam tiga pribadi. Elohim, Allah; Ruach, Allah adalah Roh. �Marilah Kita membuat manusia menurut gambar dan rupa Kita.�

Ada pribadi lain yang nampak di dalam seluruh kitab Perjanjian Lama. Ia disebut Malaikat Allah dan Ia selalu ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Dalam Kejadian 22 kita menemukan kisah yang mengharukan, yaitu ketika Abraham mempersembahkan Ishak di Gunung Muria. Ketika Abraham mengangkat tangannya untuk menghujamkan pisau ke jantung anaknya yang tunggal yaitu anak perjanjian yang dilahirkan oleh Sara, datanglah suara yang berkata kepada Abraham, dan inilah kisah itu.
�Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN
dari langit kepada Abraham, kata-Nya: �Aku bersumpah
demi diri-Ku sendiri�demikianlah firman TUHAN�
:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati
engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua
bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku� (Kejadian 22:15-18).
Siapakah Malaikat Tuhan yang berkata kepada Abraham
dan berkata, �kata-Nya: �Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri �
demikianlah firman Tuhan� Aku akan memberkati engkau�?
Ada lagi di dalam Kejadian 31, Malaikat Tuhan berbicara
kepada Yakub, �Aku adalah Allah yang di Betel.� Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Yakub yang kemudian
disebut Israel itu?

Dalam Keluaran pasal 3, kita membaca bahwa Musa
mengembalakan kawanan domba milik mertuanya, Yitro di Padang
Gurun. Pada suatu hari ia melihat semak belukar yang menyala
kemudian ia menghampiri semak belukar yang terbakar itu untuk
mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Ketika Allah melihat
bahwa Musa menghampiri semak belukar yang terbakar itu, Ia
berkata kepada Musa di dalam nyala api itu �Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub� (Keluaran 3:6a). Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Musa dalam nyala api itu?
Lihat kisah tentang Yosua dan penaklukannya atas Kanaan.
Setelah menyeberang sungai Yordan dan mengelilingi Yerikho,
Yosua melihat seseorang berdiri di depannya dengan pedang di
tangannya.
�Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan
pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di
depannya dengan pedang terhunus di tangannya.
Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya:
"Kawankah engkau atau lawan?� Jawabnya: �Bukan,
tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang
aku datang.� Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya
ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya:
"Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada
hambanya ini?� Dan Panglima Balatentara TUHAN itu
berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.� Dan
Yosua berbuat demikian� (Yosua 5:13b-15)
Siapakah Panglima yang nampak berdiri di depan Yosua
dan mengumumkan kepadanya sebagai Panglima Balatentara
TUHAN itu?

Dalam kisah yang tiada bandingnya yang tercatat di dalam
Daniel pasal 3, ketika 3 orang muda Ibrani dilemparkan ke dalam
peleburan api yang dipanaskan tujuh kali lipat, di sana muncul pribadi
yang lain.
�Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan
segera; berkatalah ia kepada para menterinya: �Bukankah tiga
orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api
itu?� Jawab mereka kepada raja: �Benar, ya raja!� Katanya:
�Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat
itu rupanya seperti anak dewa!� (Daniel 3:24-25).

Siapakah seseorang yang muncul di dalam nyala api
bersama dengan ketiga orang yang dilemparkan ke dalamnya itu?
Pribadi ini nampak di seluruh Alkitab Perjanjian Lama.
Anda dapat menyebutnya sebagai epiphany atau penampakan
Allah dan Kristofani atau penampakan Yesus Tuhan kita sebelum
Ia berinkarnasi. Selalu ada tiga pribadi dalam Perjanjian Lama,
Elohim berhubungan dengan Allah, Ruach berhubungan dengan
Roh Allah dan Malaikat Tuhan berhubungan dengan Yesus Kristus
Tuhan kita. Dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan diri-Nya
dalam tiga pribadi dalam satu kesatuan yang memiliki kesetaraan
dan Dia ada di dalam kekekalan.

TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN BARU
Ketika kita membuka Perjanjian Baru kita menemui pewahyuan yang tak terselami atau misteri tentang Allah yang sama seperti kita temukan di dalam Perjanjian Lama. Jadi kitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa ada Tritunggal di dalam pribadi Allah.

Dalam Injil Matius pasal yang pertama, Roh Allah mengandung anak di dalam rahim perawan Maria. �Malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.� Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel� �yang berarti: Allah menyertai kita� (Matius 1:20b-23).
Semuanya, ketiga pribadi itu ada di dalam ayat ini, yaitu
Allah adalah Bapa kita, Roh Kudus yang mengandung di dalam
rahim Maria dan Yesus Kristus yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa-dosa, yang menjadi Imanuel yang berarti Allah
beserta kita.
Pada permulaan pelayanan Mesianik Yesus tiga pribadi
itu muncul secara bersama-sama.
�Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan
pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh
Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
�Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan� (Matius 3:16-17).

Ini adalah ke-Trinitas-an dalam pribadi Allah.
Injil Matius ditutup dengan menunjukkan ke-Tritunggalan
Allah. Sama seperti dengan permulaan pelayanan Mesianik-
Nya, demikian juga diakhir pelayanan-Nya memberikan kesimpulan
Allah adalah Tritunggal.
�Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman� (Matius 28:19-20).

Doktrin tentang Trinitas dipresentasikan di seluruh Kitab
Perjanjian Baru. Berulangkali Allah menyatakan diri-Nya sendiri
sebagai pribadi yang Tritunggal. Anda akan menemukan bahwa
Tritunggal dijelaskan di dalam bagian-bagian Alkitab seperti; Lukas
1:35; Yoh. 14:26; Yoh. 15:26; 2 Kor. 13:14; Gal. 4:6; 1 Petrus 1:2;
Yudas 20-21 & Wahyu 1:4-6. Anda juga dapat menemukan
penyataan Trinitas di dalam surat Efesus beberapa kali misalnya:
Efesus 1:17; 2:18; 3:14-16; 4:4-7; 5:18-20 dan 6:17-23. Dalam teks
kita 2 Kor. 13:13, kita melihat ada tiga nama di sana.
�Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
Amin�

Allah menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Tripersonalitas
di dalam seluruh Kitab Perjanjian Baru, yaitu Allah sebagai Bapa
kita, Allah sebagai Juruselamat dan Allah Roh Kudus yang
memimpin di dalam hati kita.

PENEMUAN YANG AJAIB
Ketika saya mempelajari Alkitab saya menemukan hal-hal yang sungguh ajaib di dalamnya. Di mana tiga pribadi dari Trinitas dipresentasikan secara bersama-sama dan mereka selalu bersama-sama di dalam seluruh Alkitab tanpa terkecuali. Ini selalu bersama-sama dalam karya penebusan, kasih-Nya, dalam keselamatan, dalam pemulihan orang berdosa. Tidak terkecuali dimana saja kita menemukan Allah di dalam Alkitab selalu dipresentasikan sebagai Allah yang Tritunggal. Kadang-kadang ketika Allah Bapa dipresentasikan sendirian itu menunjukkan Allah yang menghakimi, Allah yang memberikan perintah-perintah-Nya di Gunung Sinai. Presentasi Allah sebagai Hakim dinyatakan di dalam Alkitab atas seluruh bumi.

Perhatikanlah Yesus Kristus ketika Ia ada di Bait Suci pada Minggu terakhir dari hidup-Nya, Ia berbicara tentang diri-Nya sendiri sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan dan jika batu itu jatuh ke atas manusia orang itu akan menjadi remuk (Matius 21:44)! Gambaran Yesus sebagai Hakim atas orang-orang yang menolak Dia dan tidak mau menerima Dia sungguh mengerikan.

Ada lagi kita dapat melihat penyataan pribadi ketiga di dalam pribadi Trintas.
�Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak� (Matius 12:31-32).
Orang yang menghujat Roh Kudus tidak ada pengampunan dan itu adalah dosa yang tak terampunkan. Ini sungguh mengerikan. Tetapi ketika tiga pribadi Trinitas ini nampak secara bersama-sama, ketika mereka dinyatakan secara bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menunjukkan Allah yang penuh rahmat, kasih mesra dan pemberi keselamatan.

Lihat dua bagian Alkitab berikut ini, yang satu di dalam
Perjanjian Lama dan yang satu di dalam Perjanjian Baru.
�Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia
TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai
dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita,
dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang
dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih
sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang
besar. Bukankah Ia berfirman: �Sungguh, merekalah
umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,�
maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala
kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan,
melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka;
Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan
belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong
mereka selama zaman dahulu kala. Tetapi mereka
memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka
Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka� (Yesaya 63:7-10).
Betapa indahnya gambaran tentang Allah Tritunggal Yang
Agung di sini!

Dalam Perjanjian Baru Trinitas dipresentasikan kembali.
�Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia
Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai
kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan
takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya� dan yang telah membuat kita
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah,
Bapa-Nya, �bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin� (Wahyu 1:4-6).
Di manapun ketika pribadi itu dipresentasikan secara
bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menujukkan Allah yang
penuh kasih mesra, penuh rahmat dan kasih penebusan serta
pemulihan.

ALLAH MENYATAKAN DIRI-NYA SENDIRI DI DALAM PENGALAMAN MANUSIA
Kita mengenal Allah di dalam pengalaman manusiawi kita
sebagai Tripersonalitas, yaitu Allah Bapa adalah pribadi yang
transenden yang melampaui segala sesuatu; Allah Anak pribadi
yang imanen di dalam kita semua; dan Allah Roh Kudus pribadi
yang inherent atau tinggal di dalam kita semua. Pengalaman pribadi
kita menunjukkan Trinitarian. Allah adalah kudus. Bagaimana
mungkin manusia yang penuh dosa dapat melihat atau mendekati
kekudusan Allah? Tidak, manusia bahkan tidak dapat melihat wajah-
Nya. Kita bahkan tidak dapat melihat matahari yang merupakan
salah satu ciptaan yang kecil dari tangan-Nya, apalagi bagaimana
mungkin kita bisa melihat wajah Allah yang penuh dengan
kemuliaan, yaitu Allah yang transenden.

Kita mendekati Allah kita Yang Agung di dalam kasih
Tuhan kita dan kasih yang menebus di dalam darah-Nya yang
dikorbankan untuk menutupi dan menyucikan dosa-dosa kita. Kita
menghadap Allah di dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang mana
untuknya Dia mau mati. Kita adalah orang berdosa yang telah
Dia selamatkan. Kita tahu Allah hanya membuka pintu bagi kita
yang mau masuk ke hadirat-Nya melalui Yesus.
Dan Roh Allah menggerakkan hati kita dan kemudian
membawa kita kepada Dia dalam kasih yang menyelamatkan.
Ketika saya berkhotbah, Roh Allah ada di dalam hati saya, dan Ia
turut memberikan kesaksian tentang Firman yang saya khotbahkan
dengan menggerakkan dan memimpin hati saya. Selanjutnya kita
dibawa kepada Bapa Surgawi Yang Agung, kita diundang untuk
datang kepada-Nya. Orang-orang berdosa seperti kita tidak layak,
namun Ia mau mengundang kita untuk datang kepada-Nya, untuk
menemukan anugerah yang dapat menolong dan memenuhi
kebutuhan kita akan keselamatan.

Kita mengalami keselamatan dari Allah dalam bentuk
Trinitarian itu. Yesus telah mati untuk kita, Ia telah mati untuk
dosa-dosa kita di dalam pengorbanan-Nya sendiri dan kasih-Nya.
Roh Kudus membawa berita tentang Yesus dan menarik hati kita
sehingga kita datang ke hadapan Allah di dalam nama-Nya, di
dalam anugerah-Nya. Itu adalah cara kita diselamatkan dan itu
adalah cara kita hidup sebagai orang-orang Kristen.
Itu juga cara kita berdoa. Abraham berkata �Aku adalah
debu yang tidak layak datang berbicara kepada Engkau.� Ini sama
seperti kita. Kita semua tidak layak di hadapan Tuhan. Kita tidak
layak untuk datang kepada Allah. Namun kita dapat datang kepada
Allah di dalam nama Yesus. Kita mendasarkan pengharapan dan
iman kita di dalam kebenaran-Nya, di dalam kasih dan rahmat-
Nya, dan kita dapat datang kepada Allah oleh karena Roh Allah
menggerakkan hati kita. Tanpa Roh Allah yang mengerakkan hati
kita, kita tidak akan pernah dapat datang atau mau datang atau
mau percaya atau mau berdoa kepada Dia. Roh Allah lah yang
menggerakkan dan memimpin kita kepada Tuhan di dalam
keselamatan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari tiga pribadi
dari Allah Tritungal ini begitu nyata di dalam pengalaman hidup
kita.

Marilah kita menyimpulkan dengan memberikan satu kebenaran lagi. Ketika seseorang menolak pewahyuan Allah yang menyatakan bahwa Allah sebagai Tripersonalitas, ia akan langsung jatuh ke dalam iman yang kosong tanpa pengharapan. Itu adalah kebenaran yang berhubungan dengan Yesus Tuhan kita. Jika kita mengingkari doktrin Tritunggal maka Yesus adalah orang lain dan Ia telah mati sebagai orang lain. Ia tidak
dapat menyatakan Bapa kepada kita secara sempurna karena Ia
adalah orang lain. Kita tidak memiliki jaminan kalau demikian. Ia
tidak bisa mendengar doa-doa kita. Ia tidak dapat membuat jiwa
kita damai. Ia tidak memiliki kata-kata yang penuh anugerah dan
keselamatan. Ia tidak dapat mengampuni dosa kita. Ia tidak dapat
memelihara kita. Karena kalau doktrin Tritunggal itu ditolak maka
Yesus bukan Allah. Dia adalah orang lain dan bukan pribadi Allah.
Di sisi lain ketika kita dapat menerima pewahyuan Allah,
bahwa Allah adalah Tritunggal maka Yesus adalah Juruselamat
Yang Agung dan Ajaib. Pribadi kedua dari Tritunggal yang
menyatakan Allah Bapa kepada kita dan membawa kita ke dalam
keselamatan di dalam hadirat-Nya yang menyelamatkan. Yesus
adalah Allah yang menjadi daging, Ia menyatakan Bapa yang tidak
kelihatan. Jika saya ingin mengetahui Allah, Dialah Allah; jika saya
ingin melihat Allah, saya dapat melihat Dia; jika saya ingin
menyembah Allah, saya dapat menyembah Dia.

Ketika manusia menyembah Allah yang benar, ketika ia membungkuk di depan Tuhan Yesus Kristus, ketika ia menerima kesaksian Roh Kudus di dalam hatinya yang bersaksi tentang anugerah keselamatan di dalam Kristus, orang itu akan dipulihkan. Dia akan dinaikkan dan dia akan dibangun. Ada satu Allah dan nama-Nya adalah Allah Bapa kita dan Allah Juruselamat kita dan Allah di dalam hati kita yang memimpin kita kepada anugerah keselamatan dan itu adalah Roh Kudus.

* Artikel ini sebelumnya dikhotbahkan oleh Dr. W. A. Criswell di First Baptist Church in Dallas, Texas, pada tanggal 1 Maret 1981 dengan tema �The Unfathomable Mystery of the Trinity �