Seorang pendeta mendapat kesukaran sehubungan dengan tempat parkir yang telah disediakan untuk dirinya di halaman gereja. Agaknya, para pengunjung gereja memarkir mobil mereka semaunya, walaupun jelas-jelas sudah ada tanda bahwa tempat itu diperuntukkan bagi orang tertentu.
Pendeta itu mengira bahwa tandanya kurang jelas sehingga ia minta ditambahkan, "Disediakan untuk pendeta". Namun kenyataannya,pengunjung gereja masih memarkir kendaraan mereka di tempat itu juga. Mungkin diperlukan tanda yang lebih tegas lagi, pikir sang pendeta. Kemudian ia mengubahnya menjadi: "Tuhan menyediakan tempat ini untuk hamba-Nya". Namun, hal ini pun tidak membuahkan sesuatu yang diharapkan.
Akhirnya setelah merasa kesal, ia memunyai suatu ide yang bagus. Hasilnya adalah bahwa sejak dipasang tanda yang terakhir itu, tidak ada seorang pun yang memarkir mobilnya di tempat pendeta itu. Tandanya berbunyi: "Siapa yang memarkir mobilnya di tempat ini diharuskan berkhotbah pada hari Minggu berikutnya".
Sunday, 31 July 2011
Renungan Harian: Main Sulap
Bacaan: Lukas 10:38-42
Nats: Lukas 10:39-49
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Pada masa kini, kita sering sekali melakukan "sulap" dalam kegiatan kita sehari-hari. Kita tenggelam dalam kesibukan kita mengurus berbagai "pertunjukan sulap" mengurus berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan. Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan dapat menyelesaikan semuanya. Jadi "wanita yang hanya duduk di kaki Yesus" kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersamaNya. Tentu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan, akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik. Karena itu, marilah berhenti melakukan "sulapan" harian, supaya kita memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.
Nats: Lukas 10:39-49
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Pada masa kini, kita sering sekali melakukan "sulap" dalam kegiatan kita sehari-hari. Kita tenggelam dalam kesibukan kita mengurus berbagai "pertunjukan sulap" mengurus berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan. Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan dapat menyelesaikan semuanya. Jadi "wanita yang hanya duduk di kaki Yesus" kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersamaNya. Tentu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan, akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik. Karena itu, marilah berhenti melakukan "sulapan" harian, supaya kita memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.
Friday, 22 July 2011
Cerita Inspiratif: Surat Cinta Bapa Kepada Anak-AnakNya
Bapa sangat mengasihi kita semua sebagai anak-anak -Nya. Tetapi seringkali banyak orang tidak tahu bahwa Tuhan sangat mengasihi manusia, bahkan rela berkorban supaya kita tidak binasa, tetapi sebaliknya mengalami hidup kekal, hidup berkelimpahan dan diberkati. Satu hal yang sering membuat kita mengecewakah hati Tuhan adalah sikap kita sendiri yang kurang percaya bahwa Tuhan itu adalah Bapa kita, Seorang Bapa yang sangat mencintai kita sebagai anak-anak-Nya. Seorang Bapa yang selalu menolong anak-Nya kalau anak-Nya dalam kesulitan. Seorang Bapa yang selalu mengawasi dan memperhatikan anak-Nya.
Tapi bagaimana dengan kita? Saat kita dalam masalah, apakah kita masih bisa mengucap syukur kepada Tuhan? Masih bisakah kita tersenyum menghadapi masalah kita? Kenapa seringkali kita lebih banyak bersungut-sungut dalam menghadapi persoalan kita? Tiada lain adalah karena kita kurang percaya bahwa Tuhan adalah �BAPA� kita.
Bapa sudah mengutus Kristus yang adalah �Yang Terbaik dari Surga� untuk berkorban dan mati bagi kita. Mana mungkin Dia sang Bapa tidak memberkati dan menolong kita dalam mengarungi kehidupan kita. Seperti kata Mazmur Daud �Sekalipun aku dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Tuhan besertaku�
Di bawah ini ada sebuah video mengenai �Surat Cinta Dari Bapa�. Bapa yang sangat mencintai kita lebih dari cinta kita kepadaNya. Bapa yang mempunyai rancangan terindah untuk kita. Silahkan simak Video berikut ini hingga selesai (Bagus Sekali) agar anda dapat memahami kasihNya kepada kita semua. Kiranya menjadi berkat. God Bless You All.
Thursday, 21 July 2011
Renungan Harian: Tergesa Membawa Celaka
Amsal 16:32
�Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan�
�Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan�
Alkisah pada masa dinasti Song ada seorang petani yang tidak pernah sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, �Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?� Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat.
Keesokkan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati. Karena tidak sabar, �usahanya untuk membantu� malah membuatnya rugi besar.
Demikian pula dengan Saul, raja Israel. Sebelum Saul berperang ke Gilead melawan bangsa Filistin, Samuel sudah berpesan bahwa ia akan datang kepada Saul untuk mempersembahkan korban. Samuel meminta Saul menunggu ia datang untuk memberi instruksi (I Samuel 13:8). Namun, Saul tidak mengindahkan perintah Samuel maupun hukum Tuhan. Ia tidak sabar menunggu Samuel. Ia lebih takut ditinggalkan rakyatnya dari pada takut pada Tuhan. Ketidaksabarannya membawa dampak yang fatal, Tuhan menolaknya sebagai raja (ayat 14).
Dalam hidup ini, kita juga kerap tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah sering kali mendatangkan masalah baru yang justru lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar.
Dalam hidup orang yang sabar selalu ada banyak kesempatan untuk Allah bekerja.
Thursday, 14 July 2011
God's Trinity
Hi, I'm from Indonesia. In my country we live among the Muslims who are the majority in this country. We know that explain about the Trinity is the biggest challenge for Jesus followers. Trinity is really complicated, but in my opinion it is not something that can not be explained.
And this is what i think about the God of Trinity.... ( sorry my english is not good enough :D )
So, it is nonsense if Christian or Chatolic isn't a monotheism religion
============
So, it's not a blood relationship. God said that He loves those who fear Him as a father has compassion on his children. So it is very obvious that it is the relationship between God's love to His beloved creation. That's why we call Him as our Father.... but It is just the first reason. We still have another reason to call Him as our Father in heaven.
=============
Actually the Bible has answered all the questions above. The problem is many people do not read the Bible carefully.
Jesus is the answer to that problem. In Jesus, God can save mankind while He punish sin in the name of Jesus. But the Bible says that every man shall bear his own sin and can not bear the sins of others? Right?
Anyone unable to bear the sins of others, because he himself sinned. But Jesus did not do any sin. And He is not someone else, He is our God. As written in the book of Isaiah 9:6
How can I say Jesus is the God while He was still prayed to His Father?
Do you know what is the Father?
Father is the Spirit of God. He is infinite, omnipresent and omnipotent. Father put His spirit in the body of Jesus. When Father put His Spirit in the body of Jesus ... It does not reduce His omnipresent, and He is still exist everywhere.
Here are the verses....
So; Father is the condition of the Spirit of God, that is unlimitted, omnipresent, and omnipotent, while Son is the spirit of God who lived in the body of Jesus Christ. However, the Spirit of God that lived in Jesus, and the Spirit of God in the omnipresent state is still one Spirit of God.
Here are the verses....
You should notice that each time Jesus refers to God as His Father, He is equating himself with God. It's written in the Gospel of John:
People will think that we will always be the same with our fathers. If your father is a human, then you must also be a human being. Then how Jesus said that God is His Father? Is God a man? Does God have flesh and blood? Once again, this is a ridiculous thought. The Bible already teaches us that God is a Spirit, so Jesus Christ was talking about the spirit that was upon Him. The problem is humans can only judge what he saw. So, when Jesus Christ said that God is His Father. He didn't want to say that He has the same blood and flesh with the Father. His body was created by The Spirit of God in the womb of Mary; So if humans inherit his parents' genetics. Jesus receives the Spirit of His Father in Him.
The problem is for the human, the spirit of child is different with the spirit of his parents. I have my own spirit while my father and mother have their own spirit. But Jesus said that He had His Father's Spirit.
So now you have to understand the complexity of a Jesus Christ. His body is 100% a human being, while his Spirit is 100% God. In front of the people of Israel He will show His human side, while in front of His disciples; He will show His divinity. If you can not understand about this you will always get confused. Jesus always pray to His Father; Because His Spirit was preparing himself to be the perfect sacrifice for human sin. A sacrifice for sin should not do any sin, if not he himself should be punished. Do you think ignoring the presence of God is not a sin? It is obvious that it is a sin.
And because Jesus Christ had to die as a spotless man, then the Spirit of God is in him prepared himself as a spotless man and not as a God who is always perfect. If He want to act as God who is always perfect, then he did not need to come down to earth as a human being. But it's already in His design that He will send a sacrifice to save humans while He still can punish the sin of us.
So after his body was destroyed for the redemption of our sins; His Spirit down to Hades and seize the key. On the third day He rose from the dead .... and get a glorified body. Bible paraphrase it as sitting on the right hand of God. "Sitting" is a symbol that he had completed his task; While "On the right hand of God" is a symbol that He will be a representative of God in declaring His glory. His spirit had returned to His Father (His omnipresent state); And Father had declared that If he wanted to declare His Glory; It will be expressed in the likeness of Jesus Christ. As stated by Jesus himself in Matthew 28:18 And Jesus came and spake unto them, saying, All power is given unto me in heaven and in earth.
Even while still in the flesh, Jesus claimed about this...
So if one day in front of you appears the figure of Jesus Christ; That means you're facing the Lord of the universe. I've seen Him once, and I'm scared to death...no kidding. My consciousness of sin is so powerful; until I thought I was going to die on that day :D
And Jesus in the book of Revelation declare himself as the Almighty;
=================
Jesus said....
So GOD has poured His spirit upon billions of human beings. Does that mean there are billions of God's Spirit today? No, the Spirit of God remains one. So at that time, although the Spirit of God was upon Jesus, and the Spirit of God is still omnipresent .... Spirit of God remains just one.
If the Spirit of God was upon Jesus, and now that same Spirit also came upon all men, does it mean Jesus Christ is not God? There is a big difference between the Spirit of God which lived in Jesus Christ to the spirit which lives in the common human. I don't want to say that the spirit which lived in Jesus was different with the spirit that lives in His people today. I just want to say that the Spirit of God is doing two different things.
In Jesus: The Spirit acts as the Spirit of Jesus himself. Therefore, each time He delivered the Word of God, Jesus said, "I say unto you, ......". So it is very clear that Jesus places himself as the source of the Word of God. Then in many instances, he showed miracles, such as raising the dead, relieve storm, condemned the plants to wilt,.... and it was all done instantly without mentioning the name of God or pray. In those cases, Jesus was about to show the divine in Him.
Nowadays, the same Spirit lives in His people as a helper to help everyone to understand the truth of God's Word. Not only that; Spirit of God will live in the hearts of everyone who receives Him. The goal is to enhance the spirit of His people. And His spirit will always be with His people for ever. As Jesus said.... John 14:16 And I will pray the Father, and he shall give you another Comforter, that he may abide with you for ever;
Why forever? It because our spirits are the spirits which full of flaws, and tend to rebel. Such spirits can not enter into heaven. So we must conquer our spirit and let the Spirit of God enthroned in us. Currently we can not see Him. But when the time comes, everyone will live in a glorified body. That's the time when the Spirit of God will be so real for everyone. His spirit will always be with us forever, because we want to stay at Father's home in heaven forever. Or, is there someone who makes a plan, that he/she will migrate to hell if he/she becomes bored in heaven? I don't think so. That's why the spirit of God will always be with us forever. And for the spirit of the believer live in His Spirit, we can call Him as our Father. That's the second reason we call Him as our father....
So when we talk about the relationship between man and God, we can use the terms son and the Father. It does not claim blood ties, but the relationship of love that's given by His Holy Spirit.
Thus, there are three stages experienced by humans until we can live in eternity with the Father in heaven.
So that's Trinity. God loves us like a Father loves his son. Therefore; He gave His spirit to live among men (son) in the flesh (likeness of son) 2000 years ago to liberate us from the bondage of death. After the redemption; His Spirit returned to heaven and pour out His Spirit to many people. At this time he perfected the spirit of His people, so that we can live in Jesus, and Jesus in His Father, and thus we are united with the Father.
So, The Father is the God's Spirit Himself; The Son is the God's Spirit that sent into the world to live as human being and redeem us; The Holy Spirit is the Spirit of God that's poured out upon us to help us understand the word of God and makes our spirit perfect in His Spirit.
Although, the three elements of the trinity was performed by the same Spirit of God; but Father, Son, and Holy Spirit hold different roles in the work of God to save mankind.
That is my understanding of God's trinity. God bless...
And this is what i think about the God of Trinity.... ( sorry my english is not good enough :D )
1. There is only one God, even Jesus and Paul taught us that way.
KJV-Mark 12:29 And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; The Lord our God is one Lord:
So, it is nonsense if Christian or Chatolic isn't a monotheism religion
============
2. So what exactly do we refer to as the Father, Son and Holy Spirit?
You must know the plan of God in redeeming His people. First of all He has revealed Himself as our Father. Many people have misconceptions and assume that we have a blood relationship with the Lord. That's really ridiculous, right? So, why we call Him as our Father in heaven? Read the verse below:KJV-Psalms 103:13 Like as a father pitieth his children, so the LORD pitieth them that fear him.
So, it's not a blood relationship. God said that He loves those who fear Him as a father has compassion on his children. So it is very obvious that it is the relationship between God's love to His beloved creation. That's why we call Him as our Father.... but It is just the first reason. We still have another reason to call Him as our Father in heaven.
=============
3. What about the Son, the Messiah, our redeemer?
God said in the garden of Eden "And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel." Jesus is the seed of woman. He was born of a virgin, and it's really unusual. God wanted to emphasize that he had fulfilled his promise in Eden. But that's not the main question. The main question is "why His followers regard Jesus as God? Why did the Lord put the blame from one person to another that does not do any sin? And .... if Jesus is God, why did she prayed and cried to his Father?" You surely agree that this is the hardest question of the trinity.Actually the Bible has answered all the questions above. The problem is many people do not read the Bible carefully.
- The Bible says that God hates sin
- The Bible also says that God loves humans
Jesus is the answer to that problem. In Jesus, God can save mankind while He punish sin in the name of Jesus. But the Bible says that every man shall bear his own sin and can not bear the sins of others? Right?
Anyone unable to bear the sins of others, because he himself sinned. But Jesus did not do any sin. And He is not someone else, He is our God. As written in the book of Isaiah 9:6
"For unto us a child is born, unto us a son is given: and the government shall be upon his shoulder: and his name shall be called Wonderful, Counsellor, The mighty God, The everlasting Father, The Prince of Peace.
How can I say Jesus is the God while He was still prayed to His Father?
Do you know what is the Father?
Father is the Spirit of God. He is infinite, omnipresent and omnipotent. Father put His spirit in the body of Jesus. When Father put His Spirit in the body of Jesus ... It does not reduce His omnipresent, and He is still exist everywhere.
Here are the verses....
John 4:24 God is a Spirit: and they that worship him must worship him in spirit and in truth.
=====Psalms 139:8 If I ascend up into heaven, thou art there: if I make my bed in hell, behold, thou art there.
So; Father is the condition of the Spirit of God, that is unlimitted, omnipresent, and omnipotent, while Son is the spirit of God who lived in the body of Jesus Christ. However, the Spirit of God that lived in Jesus, and the Spirit of God in the omnipresent state is still one Spirit of God.
Here are the verses....
Luke 4:18 The Spirit of the Lord is upon me, because he hath anointed me to preach the gospel to the poor; he hath sent me to heal the brokenhearted, to preach deliverance to the captives, and recovering of sight to the blind, to set at liberty them that are bruised,
======John 10:30 I and my Father are one.
You should notice that each time Jesus refers to God as His Father, He is equating himself with God. It's written in the Gospel of John:
John 5:18 Therefore the Jews sought the more to kill him, because he not only had broken the sabbath, but said also that God was his Father, making himself equal with God.
=====John 10:33 The Jews answered him, saying, For a good work we stone thee not; but for blasphemy; and because that thou, being a man, makest thyself God.
People will think that we will always be the same with our fathers. If your father is a human, then you must also be a human being. Then how Jesus said that God is His Father? Is God a man? Does God have flesh and blood? Once again, this is a ridiculous thought. The Bible already teaches us that God is a Spirit, so Jesus Christ was talking about the spirit that was upon Him. The problem is humans can only judge what he saw. So, when Jesus Christ said that God is His Father. He didn't want to say that He has the same blood and flesh with the Father. His body was created by The Spirit of God in the womb of Mary; So if humans inherit his parents' genetics. Jesus receives the Spirit of His Father in Him.
The problem is for the human, the spirit of child is different with the spirit of his parents. I have my own spirit while my father and mother have their own spirit. But Jesus said that He had His Father's Spirit.
So now you have to understand the complexity of a Jesus Christ. His body is 100% a human being, while his Spirit is 100% God. In front of the people of Israel He will show His human side, while in front of His disciples; He will show His divinity. If you can not understand about this you will always get confused. Jesus always pray to His Father; Because His Spirit was preparing himself to be the perfect sacrifice for human sin. A sacrifice for sin should not do any sin, if not he himself should be punished. Do you think ignoring the presence of God is not a sin? It is obvious that it is a sin.
And because Jesus Christ had to die as a spotless man, then the Spirit of God is in him prepared himself as a spotless man and not as a God who is always perfect. If He want to act as God who is always perfect, then he did not need to come down to earth as a human being. But it's already in His design that He will send a sacrifice to save humans while He still can punish the sin of us.
So after his body was destroyed for the redemption of our sins; His Spirit down to Hades and seize the key. On the third day He rose from the dead .... and get a glorified body. Bible paraphrase it as sitting on the right hand of God. "Sitting" is a symbol that he had completed his task; While "On the right hand of God" is a symbol that He will be a representative of God in declaring His glory. His spirit had returned to His Father (His omnipresent state); And Father had declared that If he wanted to declare His Glory; It will be expressed in the likeness of Jesus Christ. As stated by Jesus himself in Matthew 28:18 And Jesus came and spake unto them, saying, All power is given unto me in heaven and in earth.
Even while still in the flesh, Jesus claimed about this...
John
14:8 Philip saith unto him, Lord, shew us the Father, and it sufficeth us.
14:9 Jesus saith unto him, Have I been so long time with you, and yet hast thou not known me, Philip? he that hath seen me hath seen the Father; and how sayest thou then, Shew us the Father?
So if one day in front of you appears the figure of Jesus Christ; That means you're facing the Lord of the universe. I've seen Him once, and I'm scared to death...no kidding. My consciousness of sin is so powerful; until I thought I was going to die on that day :D
And Jesus in the book of Revelation declare himself as the Almighty;
Revelation
1:7 Behold, he cometh with clouds; and every eye shall see him, and they also which pierced him: and all kindreds of the earth shall wail because of him. Even so, Amen.
1:8 I am Alpha and Omega, the beginning and the ending, saith the Lord, which is, and which was, and which is to come, the Almighty.
=================
4. And what about the Holy spirit?
Redemption had been accomplished; and mankind have been freed from the shackles of death; once and for all. So if in the name of Jesus we are freed from the shackles of death; Does that mean we can go to heaven? Sure, but it should be noted that the human spirits is the weak spirits and not perfect. Although your tongue confess that you receive Jesus as your Savior; it will not guarantee that we will not sin again; And if you are not perfect in holiness, how can you go to heaven the most holy realm? That is the reason Jesus Christ ascended into heaven. So His spirit can be re-united with the God's Spirit that is omnipresent. At that time humans have been justified in the name of Him. After reuniting his Spirit, God has been pleased to pour out His spirit on all people who receive the redemption in the blood of Jesus Christ His Son.Jesus said....
John 16:7 Nevertheless I tell you the truth; It is expedient for you that I go away: for if I go not away, the Comforter will not come unto you; but if I depart, I will send him unto you.
So GOD has poured His spirit upon billions of human beings. Does that mean there are billions of God's Spirit today? No, the Spirit of God remains one. So at that time, although the Spirit of God was upon Jesus, and the Spirit of God is still omnipresent .... Spirit of God remains just one.
If the Spirit of God was upon Jesus, and now that same Spirit also came upon all men, does it mean Jesus Christ is not God? There is a big difference between the Spirit of God which lived in Jesus Christ to the spirit which lives in the common human. I don't want to say that the spirit which lived in Jesus was different with the spirit that lives in His people today. I just want to say that the Spirit of God is doing two different things.
In Jesus: The Spirit acts as the Spirit of Jesus himself. Therefore, each time He delivered the Word of God, Jesus said, "I say unto you, ......". So it is very clear that Jesus places himself as the source of the Word of God. Then in many instances, he showed miracles, such as raising the dead, relieve storm, condemned the plants to wilt,.... and it was all done instantly without mentioning the name of God or pray. In those cases, Jesus was about to show the divine in Him.
Nowadays, the same Spirit lives in His people as a helper to help everyone to understand the truth of God's Word. Not only that; Spirit of God will live in the hearts of everyone who receives Him. The goal is to enhance the spirit of His people. And His spirit will always be with His people for ever. As Jesus said.... John 14:16 And I will pray the Father, and he shall give you another Comforter, that he may abide with you for ever;
Why forever? It because our spirits are the spirits which full of flaws, and tend to rebel. Such spirits can not enter into heaven. So we must conquer our spirit and let the Spirit of God enthroned in us. Currently we can not see Him. But when the time comes, everyone will live in a glorified body. That's the time when the Spirit of God will be so real for everyone. His spirit will always be with us forever, because we want to stay at Father's home in heaven forever. Or, is there someone who makes a plan, that he/she will migrate to hell if he/she becomes bored in heaven? I don't think so. That's why the spirit of God will always be with us forever. And for the spirit of the believer live in His Spirit, we can call Him as our Father. That's the second reason we call Him as our father....
So when we talk about the relationship between man and God, we can use the terms son and the Father. It does not claim blood ties, but the relationship of love that's given by His Holy Spirit.
Thus, there are three stages experienced by humans until we can live in eternity with the Father in heaven.
- At Eden, we are able not to sin, and able to sin. It because humans depend on God about all the knowledge of good and bad. on the other side; God gave us the ability of free will.
- After the expulsion, we can not afford to be without sin, and unable to live holy. It because we rely on our own understanding of good and bad, and still....we have the ability of free will.
- Next life in heaven,.... we will live in a holy life, and can not do any sin, because our spirit will always live on in His spirit. And there will be no more happiness can beat the happiness of living with God in His glory
So that's Trinity. God loves us like a Father loves his son. Therefore; He gave His spirit to live among men (son) in the flesh (likeness of son) 2000 years ago to liberate us from the bondage of death. After the redemption; His Spirit returned to heaven and pour out His Spirit to many people. At this time he perfected the spirit of His people, so that we can live in Jesus, and Jesus in His Father, and thus we are united with the Father.
So, The Father is the God's Spirit Himself; The Son is the God's Spirit that sent into the world to live as human being and redeem us; The Holy Spirit is the Spirit of God that's poured out upon us to help us understand the word of God and makes our spirit perfect in His Spirit.
Although, the three elements of the trinity was performed by the same Spirit of God; but Father, Son, and Holy Spirit hold different roles in the work of God to save mankind.
That is my understanding of God's trinity. God bless...
Tuesday, 12 July 2011
Renungan Harian: Glow in the Dark
Efesus 5:8
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
�Dagelan yang tidak lucu,� demikian seru istrinya.
Dengan kecewa pria itu berkata, �Aku telah tertipu.�
Suaminya heran dan bertanya, �Apa yang kau lakukan?�
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Sepulang dari sebuah perjalan ke luar negeri, seorang pria membelikan oleh-oleh bagi istrinya berupa sebuah kotak korek api yang bercahaya dalam gelap. Saat ia memberikan kepada istrinya, ia ingin memperlihatkan pada istrinya bahwa kotak itu bisa bercahaya, namun sewaktu lampu di nyalakan kotak itu tidak mengeluarkan Cahaya.
�Dagelan yang tidak lucu,� demikian seru istrinya.
Dengan kecewa pria itu berkata, �Aku telah tertipu.�
Tapi saat istrinya membolak balik kotak korek api itu, dia melihat sederet kalimat dalam bahasa Perancis. Setelah bertanya pada seorang teman, ternyata kalimat itu berbunyi, �Jika Anda ingin saya bersinar pada malam hari, jemurlah saya di bawah terik matahari.� Karena itu si istri menempatkan kotak itu di jendela. Sorenya saat sang suami pulang, ia memadamkan lampu dan memperlihatkan pada suaminya bagaimana kotak itu sekarang bisa bercahaya.
Suaminya heran dan bertanya, �Apa yang kau lakukan?�
Istrinya menjawab, �Aku sudah tahu rahasianya. Kotak itu harus di jemur di bawah terang supaya dapat bercahaya.�
Sama halnya dengan orang percaya, jika kita ingin bersaksi di tengah gelapan dunia ini, kita harus berada di dalam terang Tuhan dulu. Berjemurlah dalam terang firman Tuhan, penuhilah hidup Anda dengan hadirat Tuhan, dan ijinkan Roh Kudus memakai hidup Anda untuk bercahaya dalam kegelapan.
Rasul Paulus menuliskan kepada orang percaya di Filipi seperti ini, �Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.� Filipi 2:15-16.
Anda tidak bisa bersinar dengan kekuatan Anda sendiri. Anda hanya bisa bersinar jika Anda berada dibawah terang Kristus Yesus.
Sunday, 10 July 2011
MISTERI TRINITAS
Oleh: Dr. W. A. Criswell
PENDAHULUAN
�Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian� (2 Korintus 13:14).
Trinitas atau Tritunggal disebutkan oleh Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya kepada jemaat di Korintus. Ini adalah ucapan salam atau doa berkat yang didasarkan pada ke-Tritunggal-an Allah. �Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.� Kita hidup di tengah-tengah misteri yang tidak dapat dipahami. Kita sendiri merupakan bagian dari misteri itu. Bahkan anda mungkin tidak bisa memahami tentang misteri diri anda sendiri. Kadang-kadang baik Alkitab, Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus berbicara tentang manusia sebagai dikotomi. Alkitab kadang-kadang menjelaskan kepada kita bahwa manusia terdiri dari psuche dan soma, atau jiwa dan tubuh. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin jiwa dan tubuh itu bersatu atau antara roh dan materi menjadi satu sehingga menjadi manusia.
Kadang-kadang Alkitab dan secara khusus Rasul Paulus menghubungkan kita sebagai trikotomi. Paulus menjelaskan bahwa keberadaan kita terdiri dari materi atau keberadaan fisik (somatikos). Ia juga menghubungkan kita sebagai pribadi yang berpikir (psuchekos), dan ia juga menghubungkan kita sebagai keberadaan rohani yang memiliki sensitivitas terhadap Roh Allah (pneumatikos).
Kita adalah satu kesatuan dari tiga unsur yang ada di dalam diri kita, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Bagaimana anda dapat memahami akan hal itu, bagaimana anda dapat berpikir tubuh, jiwa dan roh bisa menjadi satu dan itu adalah manusia. Bagaimana saya terdiri dari roh (sesuatu yang tidak kelihatan atau invisible dan yang tidak bersifat materi atau immaterial) dan tubuh (sesuatu yang bersifat fisikal)? Tak seorangpun dapat memahami atau pernah memahami. Manusia memiliki pikiran yang terbatas. Kita semua melihat, memandang dan mengobservasi, namun kita tidak mungkin memiliki pemahaman yang lengkap.
Jika ini benar bagimana kita dapat memahami misteri yang
lebih unik lagi yaitu misteri yang tak terselami ketika kita mencoba
memahami misteri tentang ke-Tritunggal-an Allah.
Saya pernah membaca tentang kehidupan Agustinus.
Suatu hari ketika ia berjalan menyusuri pantai, ia melihat seorang
anak kecil yang menggali pasir membuat cekungan. Ia berjalan
menghampiri anak itu dan bertanya kepada dia tentang apa yang
sedang ia lakukan, anak itu menjawab �Tuan saya sedang membuat
kolam.� Kata Agustinus �mengapa kamu lakukan itu?� anak kecil
itu menjawab: �Saya akan mengosongkan laut dengan mengalirkan
airnya ke kolam saya ini.� Agustinus adalah seorang pemikir besar.
Dia adalah seorang bapa gereja Latin yang sangat terkenal. Setelah
percakapannya dengan anak kecil itu, ia melanjutkan perjalanannya
dan berpikir, �Jadi anak itu berpikir bahwa ia akan mengosongkan
air laut dan mengalirkannya ke dalam kolamnya yang kecil yang
telah ia buat dengan menggali pasir itu. Kadang-kadang kita menjadi
seperti anak kecil ini, kita kadang ingin memahami Allah yang tidak
terbatas dengan pikiran kita yang sangat-sangat terbatas.�
Saya dapat memastikan bahwa ini tidak mungkin. Kita
tidak mungkin dapat memahami dan menjelaskan misteri ini. Kita
bahkan tidak dapat memahami atau menjelaskan tentang
pekerjaan-pekerjaan Allah. Darimana matahari itu berasal? Siapa
yang membuatnya? Bagaimana kita berada di sini? Siapa yang
menjadikan kita? Bagaiman kita dijadikan? Kita bahkan tidak dapat
memahami tentang fenomena yang Allah kerjakan di sekitar kita.
Bagaimana bunga mengeluarkan kuncupnya dan kemudian mekar
dan nampak begitu indah. Jika kita tidak dapat memahami apa
yang terjadi di sekitar kita yang merupakan pekerjaan Allah,
bagaimana mungkin kita dapat memahami misteri agung tentang
Allah itu sendiri. Misteri tentang Trinitas adalah sesuatu yang tidak
dapat dipahami.
ALLAH MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI KEPADA KITA SEBAGAI TIGA PRIBADI
Di dalam pewahyuan Allah yaitu firman-Nya, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai tiga pribadi. Satu di dalam tiga dan tiga di dalam satu. Setiap pribadi memiliki kesetaraan sama dengan yang lain, semuanya kekal, satu dalam esensi dan tiga di dalam subsistensi.
Allah adalah pribadi Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai pribadi. Ia berpikir, Ia berbicara, Ia bertindak, Ia berkomunikasi, Ia memiliki perasaan. Itulah Allah. Kita adalah ciptaan yang dilengkapi dengan bahasa, oleh sebab itu Allah berkomunikasi dengan kita dengan menggunakan kata-kata, bahasa atau pikiran. Allah adalah pribadi. Ia bukan prinsip filosofi, ia bukan abstraksi para akademisi, Dia bukanlah penyebab pertama yang tidak berpribadi (impersonal first cause). Allah adalah pribadi dan Ia menyatakan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Daud dan Allah Yesaya. Allah memiliki nama pribadi di dalam Perjanjian Lama yaitu Yehovah atau Yahweh. Nama-Nya di dalam Perjanjian Baru adalah Iesous atau Yesus, Juruselamat dan Tuhan kita.
Di dalam Alkitab, Abraham disebut sebagai sahabat Allah, bukan sebagai sahabat prinsip abstrak (abstrack principal) tetapi sahabat Allah. Kitab suci yang sama mengatakan bahwa Musa berbicara kepada Allah sama seperti seseorang yang berbicara dengan sahabatnya, bertemu muka dengan muka. Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang berpribadi. Di dalam seluruh Alkitab, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Allah dalam tiga pribadi atau Tripersonal. Ketiganya adalah kekal, setara. Seluruh Alkitab dari ayat pertama, pasal pertama dari kitab pertama sampai akhir Alkitab menjelaskan bahwa Allah adalah Allah yang Tritunggal, tiga pribadi dalam kesatuan dan itulah yang selalu dinyatakan di dalam Alkitab.
TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Yang pertama kita akan melihat konsep Trinitas yang dijelaskan Allah di dalam tiga pribadi yang tertulis di dalam kitab Perjanjian Lama. �Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air� Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita� (Kejadian 1:1, 2, 26a.).
Ada pluralitas di dalam Allah di dalam kalimat pertama, ayat pertama. Ia memperkenalkan kepada kita sebagai pluralitas. Bentuk singular atau tunggal dari kata Allah adalah El. Anda dapat menemukannya dalam ribuan kombinasi di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sedangkan bentuk pluralnya atau jamak adalah Elohim dan kata itulah yang digunakan dalam Kejadian pasal 1 ini. Dalam Kejadian pasal pertama kata Elohim digunakan 32 kali, di dalam kitab Musa, kata Elohim digunakan lebih dari 500 kali. Di dalam seluruh Alkitab Perjanjian Lama, kata Elohim digunakan lebih dari 5000 kali. Dalam 32 kali kata Elohim yang ditemukan dalam Kejadian pasal pertama, dalam lebih dari 500 kali kata Elohim yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Musa dan dalam lebih dari 5000 kali kata Elohim yang ditemukan di dalam kitab Perjanjian Lama, tanpa terkecuali semua kata Elohim yang digunakan di sini diikuti dengan kata kerja bentuk singular atau tunggal. Kata Elohim, plural dipakai di sini untuk menunjukkan kemuliaan, keagungan dan misteri Allah. Namun kata itu diikuti dengan kata kerja singular atau tunggal. Itulah Allah.
Keistimewaan yang kedua tentang Allah yang diperkenalkan kepada kita adalah Roh Allah. Roh Allah melayang-layang di atas air. Gerakan Roh Allah dinyatakan di dalam seluruh Alkitab di dalam Perjanjian Lama. Roh Allah yang datang kepada Bezaleel dan Aholiab untuk memberikan pimpinan kepada mereka ketika mereka membangun kemah suci dimana Allah disembah dan dimuliakan. Roh Allah yang datang kepada Daud, pemazmur dan pemuji dari Israel. Roh Allah yang meninggalkan Saul dan roh iblis yang merasukinya, Zakharia seorang nabi berkata, �Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.� (Zakharia 4:6). Elohim menunjukkan bahwa Allah adalah satu di dalam tiga pribadi. Elohim, Allah; Ruach, Allah adalah Roh. �Marilah Kita membuat manusia menurut gambar dan rupa Kita.�
Ada pribadi lain yang nampak di dalam seluruh kitab Perjanjian Lama. Ia disebut Malaikat Allah dan Ia selalu ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Dalam Kejadian 22 kita menemukan kisah yang mengharukan, yaitu ketika Abraham mempersembahkan Ishak di Gunung Muria. Ketika Abraham mengangkat tangannya untuk menghujamkan pisau ke jantung anaknya yang tunggal yaitu anak perjanjian yang dilahirkan oleh Sara, datanglah suara yang berkata kepada Abraham, dan inilah kisah itu.
�Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN
dari langit kepada Abraham, kata-Nya: �Aku bersumpah
demi diri-Ku sendiri�demikianlah firman TUHAN�
:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati
engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua
bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku� (Kejadian 22:15-18).
Siapakah Malaikat Tuhan yang berkata kepada Abraham
dan berkata, �kata-Nya: �Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri �
demikianlah firman Tuhan� Aku akan memberkati engkau�?
Ada lagi di dalam Kejadian 31, Malaikat Tuhan berbicara
kepada Yakub, �Aku adalah Allah yang di Betel.� Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Yakub yang kemudian
disebut Israel itu?
Dalam Keluaran pasal 3, kita membaca bahwa Musa
mengembalakan kawanan domba milik mertuanya, Yitro di Padang
Gurun. Pada suatu hari ia melihat semak belukar yang menyala
kemudian ia menghampiri semak belukar yang terbakar itu untuk
mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Ketika Allah melihat
bahwa Musa menghampiri semak belukar yang terbakar itu, Ia
berkata kepada Musa di dalam nyala api itu �Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub� (Keluaran 3:6a). Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Musa dalam nyala api itu?
Lihat kisah tentang Yosua dan penaklukannya atas Kanaan.
Setelah menyeberang sungai Yordan dan mengelilingi Yerikho,
Yosua melihat seseorang berdiri di depannya dengan pedang di
tangannya.
�Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan
pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di
depannya dengan pedang terhunus di tangannya.
Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya:
"Kawankah engkau atau lawan?� Jawabnya: �Bukan,
tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang
aku datang.� Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya
ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya:
"Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada
hambanya ini?� Dan Panglima Balatentara TUHAN itu
berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.� Dan
Yosua berbuat demikian� (Yosua 5:13b-15)
Siapakah Panglima yang nampak berdiri di depan Yosua
dan mengumumkan kepadanya sebagai Panglima Balatentara
TUHAN itu?
Dalam kisah yang tiada bandingnya yang tercatat di dalam
Daniel pasal 3, ketika 3 orang muda Ibrani dilemparkan ke dalam
peleburan api yang dipanaskan tujuh kali lipat, di sana muncul pribadi
yang lain.
�Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan
segera; berkatalah ia kepada para menterinya: �Bukankah tiga
orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api
itu?� Jawab mereka kepada raja: �Benar, ya raja!� Katanya:
�Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat
itu rupanya seperti anak dewa!� (Daniel 3:24-25).
Siapakah seseorang yang muncul di dalam nyala api
bersama dengan ketiga orang yang dilemparkan ke dalamnya itu?
Pribadi ini nampak di seluruh Alkitab Perjanjian Lama.
Anda dapat menyebutnya sebagai epiphany atau penampakan
Allah dan Kristofani atau penampakan Yesus Tuhan kita sebelum
Ia berinkarnasi. Selalu ada tiga pribadi dalam Perjanjian Lama,
Elohim berhubungan dengan Allah, Ruach berhubungan dengan
Roh Allah dan Malaikat Tuhan berhubungan dengan Yesus Kristus
Tuhan kita. Dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan diri-Nya
dalam tiga pribadi dalam satu kesatuan yang memiliki kesetaraan
dan Dia ada di dalam kekekalan.
TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN BARU
Ketika kita membuka Perjanjian Baru kita menemui pewahyuan yang tak terselami atau misteri tentang Allah yang sama seperti kita temukan di dalam Perjanjian Lama. Jadi kitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa ada Tritunggal di dalam pribadi Allah.
Dalam Injil Matius pasal yang pertama, Roh Allah mengandung anak di dalam rahim perawan Maria. �Malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.� Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel� �yang berarti: Allah menyertai kita� (Matius 1:20b-23).
Semuanya, ketiga pribadi itu ada di dalam ayat ini, yaitu
Allah adalah Bapa kita, Roh Kudus yang mengandung di dalam
rahim Maria dan Yesus Kristus yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa-dosa, yang menjadi Imanuel yang berarti Allah
beserta kita.
Pada permulaan pelayanan Mesianik Yesus tiga pribadi
itu muncul secara bersama-sama.
�Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan
pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh
Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
�Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan� (Matius 3:16-17).
Ini adalah ke-Trinitas-an dalam pribadi Allah.
Injil Matius ditutup dengan menunjukkan ke-Tritunggalan
Allah. Sama seperti dengan permulaan pelayanan Mesianik-
Nya, demikian juga diakhir pelayanan-Nya memberikan kesimpulan
Allah adalah Tritunggal.
�Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman� (Matius 28:19-20).
Doktrin tentang Trinitas dipresentasikan di seluruh Kitab
Perjanjian Baru. Berulangkali Allah menyatakan diri-Nya sendiri
sebagai pribadi yang Tritunggal. Anda akan menemukan bahwa
Tritunggal dijelaskan di dalam bagian-bagian Alkitab seperti; Lukas
1:35; Yoh. 14:26; Yoh. 15:26; 2 Kor. 13:14; Gal. 4:6; 1 Petrus 1:2;
Yudas 20-21 & Wahyu 1:4-6. Anda juga dapat menemukan
penyataan Trinitas di dalam surat Efesus beberapa kali misalnya:
Efesus 1:17; 2:18; 3:14-16; 4:4-7; 5:18-20 dan 6:17-23. Dalam teks
kita 2 Kor. 13:13, kita melihat ada tiga nama di sana.
�Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
Amin�
Allah menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Tripersonalitas
di dalam seluruh Kitab Perjanjian Baru, yaitu Allah sebagai Bapa
kita, Allah sebagai Juruselamat dan Allah Roh Kudus yang
memimpin di dalam hati kita.
PENEMUAN YANG AJAIB
Ketika saya mempelajari Alkitab saya menemukan hal-hal yang sungguh ajaib di dalamnya. Di mana tiga pribadi dari Trinitas dipresentasikan secara bersama-sama dan mereka selalu bersama-sama di dalam seluruh Alkitab tanpa terkecuali. Ini selalu bersama-sama dalam karya penebusan, kasih-Nya, dalam keselamatan, dalam pemulihan orang berdosa. Tidak terkecuali dimana saja kita menemukan Allah di dalam Alkitab selalu dipresentasikan sebagai Allah yang Tritunggal. Kadang-kadang ketika Allah Bapa dipresentasikan sendirian itu menunjukkan Allah yang menghakimi, Allah yang memberikan perintah-perintah-Nya di Gunung Sinai. Presentasi Allah sebagai Hakim dinyatakan di dalam Alkitab atas seluruh bumi.
Perhatikanlah Yesus Kristus ketika Ia ada di Bait Suci pada Minggu terakhir dari hidup-Nya, Ia berbicara tentang diri-Nya sendiri sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan dan jika batu itu jatuh ke atas manusia orang itu akan menjadi remuk (Matius 21:44)! Gambaran Yesus sebagai Hakim atas orang-orang yang menolak Dia dan tidak mau menerima Dia sungguh mengerikan.
Ada lagi kita dapat melihat penyataan pribadi ketiga di dalam pribadi Trintas.
�Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak� (Matius 12:31-32).
Orang yang menghujat Roh Kudus tidak ada pengampunan dan itu adalah dosa yang tak terampunkan. Ini sungguh mengerikan. Tetapi ketika tiga pribadi Trinitas ini nampak secara bersama-sama, ketika mereka dinyatakan secara bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menunjukkan Allah yang penuh rahmat, kasih mesra dan pemberi keselamatan.
Lihat dua bagian Alkitab berikut ini, yang satu di dalam
Perjanjian Lama dan yang satu di dalam Perjanjian Baru.
�Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia
TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai
dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita,
dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang
dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih
sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang
besar. Bukankah Ia berfirman: �Sungguh, merekalah
umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,�
maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala
kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan,
melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka;
Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan
belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong
mereka selama zaman dahulu kala. Tetapi mereka
memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka
Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka� (Yesaya 63:7-10).
Betapa indahnya gambaran tentang Allah Tritunggal Yang
Agung di sini!
Dalam Perjanjian Baru Trinitas dipresentasikan kembali.
�Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia
Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai
kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan
takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya� dan yang telah membuat kita
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah,
Bapa-Nya, �bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin� (Wahyu 1:4-6).
Di manapun ketika pribadi itu dipresentasikan secara
bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menujukkan Allah yang
penuh kasih mesra, penuh rahmat dan kasih penebusan serta
pemulihan.
ALLAH MENYATAKAN DIRI-NYA SENDIRI DI DALAM PENGALAMAN MANUSIA
Kita mengenal Allah di dalam pengalaman manusiawi kita
sebagai Tripersonalitas, yaitu Allah Bapa adalah pribadi yang
transenden yang melampaui segala sesuatu; Allah Anak pribadi
yang imanen di dalam kita semua; dan Allah Roh Kudus pribadi
yang inherent atau tinggal di dalam kita semua. Pengalaman pribadi
kita menunjukkan Trinitarian. Allah adalah kudus. Bagaimana
mungkin manusia yang penuh dosa dapat melihat atau mendekati
kekudusan Allah? Tidak, manusia bahkan tidak dapat melihat wajah-
Nya. Kita bahkan tidak dapat melihat matahari yang merupakan
salah satu ciptaan yang kecil dari tangan-Nya, apalagi bagaimana
mungkin kita bisa melihat wajah Allah yang penuh dengan
kemuliaan, yaitu Allah yang transenden.
Kita mendekati Allah kita Yang Agung di dalam kasih
Tuhan kita dan kasih yang menebus di dalam darah-Nya yang
dikorbankan untuk menutupi dan menyucikan dosa-dosa kita. Kita
menghadap Allah di dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang mana
untuknya Dia mau mati. Kita adalah orang berdosa yang telah
Dia selamatkan. Kita tahu Allah hanya membuka pintu bagi kita
yang mau masuk ke hadirat-Nya melalui Yesus.
Dan Roh Allah menggerakkan hati kita dan kemudian
membawa kita kepada Dia dalam kasih yang menyelamatkan.
Ketika saya berkhotbah, Roh Allah ada di dalam hati saya, dan Ia
turut memberikan kesaksian tentang Firman yang saya khotbahkan
dengan menggerakkan dan memimpin hati saya. Selanjutnya kita
dibawa kepada Bapa Surgawi Yang Agung, kita diundang untuk
datang kepada-Nya. Orang-orang berdosa seperti kita tidak layak,
namun Ia mau mengundang kita untuk datang kepada-Nya, untuk
menemukan anugerah yang dapat menolong dan memenuhi
kebutuhan kita akan keselamatan.
Kita mengalami keselamatan dari Allah dalam bentuk
Trinitarian itu. Yesus telah mati untuk kita, Ia telah mati untuk
dosa-dosa kita di dalam pengorbanan-Nya sendiri dan kasih-Nya.
Roh Kudus membawa berita tentang Yesus dan menarik hati kita
sehingga kita datang ke hadapan Allah di dalam nama-Nya, di
dalam anugerah-Nya. Itu adalah cara kita diselamatkan dan itu
adalah cara kita hidup sebagai orang-orang Kristen.
Itu juga cara kita berdoa. Abraham berkata �Aku adalah
debu yang tidak layak datang berbicara kepada Engkau.� Ini sama
seperti kita. Kita semua tidak layak di hadapan Tuhan. Kita tidak
layak untuk datang kepada Allah. Namun kita dapat datang kepada
Allah di dalam nama Yesus. Kita mendasarkan pengharapan dan
iman kita di dalam kebenaran-Nya, di dalam kasih dan rahmat-
Nya, dan kita dapat datang kepada Allah oleh karena Roh Allah
menggerakkan hati kita. Tanpa Roh Allah yang mengerakkan hati
kita, kita tidak akan pernah dapat datang atau mau datang atau
mau percaya atau mau berdoa kepada Dia. Roh Allah lah yang
menggerakkan dan memimpin kita kepada Tuhan di dalam
keselamatan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari tiga pribadi
dari Allah Tritungal ini begitu nyata di dalam pengalaman hidup
kita.
Marilah kita menyimpulkan dengan memberikan satu kebenaran lagi. Ketika seseorang menolak pewahyuan Allah yang menyatakan bahwa Allah sebagai Tripersonalitas, ia akan langsung jatuh ke dalam iman yang kosong tanpa pengharapan. Itu adalah kebenaran yang berhubungan dengan Yesus Tuhan kita. Jika kita mengingkari doktrin Tritunggal maka Yesus adalah orang lain dan Ia telah mati sebagai orang lain. Ia tidak
dapat menyatakan Bapa kepada kita secara sempurna karena Ia
adalah orang lain. Kita tidak memiliki jaminan kalau demikian. Ia
tidak bisa mendengar doa-doa kita. Ia tidak dapat membuat jiwa
kita damai. Ia tidak memiliki kata-kata yang penuh anugerah dan
keselamatan. Ia tidak dapat mengampuni dosa kita. Ia tidak dapat
memelihara kita. Karena kalau doktrin Tritunggal itu ditolak maka
Yesus bukan Allah. Dia adalah orang lain dan bukan pribadi Allah.
Di sisi lain ketika kita dapat menerima pewahyuan Allah,
bahwa Allah adalah Tritunggal maka Yesus adalah Juruselamat
Yang Agung dan Ajaib. Pribadi kedua dari Tritunggal yang
menyatakan Allah Bapa kepada kita dan membawa kita ke dalam
keselamatan di dalam hadirat-Nya yang menyelamatkan. Yesus
adalah Allah yang menjadi daging, Ia menyatakan Bapa yang tidak
kelihatan. Jika saya ingin mengetahui Allah, Dialah Allah; jika saya
ingin melihat Allah, saya dapat melihat Dia; jika saya ingin
menyembah Allah, saya dapat menyembah Dia.
Ketika manusia menyembah Allah yang benar, ketika ia membungkuk di depan Tuhan Yesus Kristus, ketika ia menerima kesaksian Roh Kudus di dalam hatinya yang bersaksi tentang anugerah keselamatan di dalam Kristus, orang itu akan dipulihkan. Dia akan dinaikkan dan dia akan dibangun. Ada satu Allah dan nama-Nya adalah Allah Bapa kita dan Allah Juruselamat kita dan Allah di dalam hati kita yang memimpin kita kepada anugerah keselamatan dan itu adalah Roh Kudus.
* Artikel ini sebelumnya dikhotbahkan oleh Dr. W. A. Criswell di First Baptist Church in Dallas, Texas, pada tanggal 1 Maret 1981 dengan tema �The Unfathomable Mystery of the Trinity �