Latest News

Thursday, 18 April 2013

Apakah Hanya Alkitab Dasar Iman Kita ?


Apakah Hanya Alkitab  Dasar Iman Kita ?

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) tetapi tidak untuk gereja Katolik. Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci (untuk lebih jelasnya baca Sejarah Alkitab ). Gereja Katolik menerima Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman . mengapa? sebab masih ada 2 hal yang lain yaitu:

Hak Mengajar Gereja (Magisterium) 
Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15) dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi (Mat 16:18-19)(untuk lebih jelasnya lihat tentang kepausan ) dan kepada Para Rasul yang lain (Mat 18:18; Lk 10:16) atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul (Kis 2:42). lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa (Matius 28:20), kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.

Tradisi Suci 
Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:
  1. Kis 2:42 di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan  iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.
  2. 1 Kor 15:3 di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran  tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)
  3. 2 Tes 2:15 dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.
  4. Yoh 21:25 yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlah untuk mendaftar semua ajaran kristen atau membuat daftar lengkap dari ucapan dan perbuatan Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.
  5. "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:12-13) Bagaimana Roh Kudus akan membimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitab.
Apakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?. Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15). Contoh Tradisi Suci adalah masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya dalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, declared that "the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, speaks thusly to Mary, "Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust." And St. John Damascene asserted, "He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection.".............. hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi tahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga ) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tsb maka alurnya akan tampak seperti ini: pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya. 
(uraian sekilas tentang Tradisi Suci, lihat artikel singkat tentang Tradisi Suci )

Dari uraian mengenai Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelaslah bahwa Dari uraian di atas nampak betapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. Oleh karena itu Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, sebab sebelum Alkitab ditulis, Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. Sebaliknya, karena penulisan Alkitab itu ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu harus dikontrol dalam terang Alkitab. dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan paus sebagai pemimpin, yakni pengganti Petrus. mengapa? sebab dalam 2 Pet 3:15-16 diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti sehingga butuh wewenang khusus untuk menafsirkannya dan wewenang itu ada ditangan Gereja yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

source : imankatolik.or.id

Friday, 12 April 2013

Bagaimanakah Arti Dari Perzinahan Itu ?




PERTANYAA : 

�Apakah hidup bersama sebelum Pemberkatan Nikah� merupakan Dosa..
saya ingin masuk lebih dalam lagi dengan apa arti berjinah / perjinahan, dan bagaimana parameternya berdasarkan ajaran Gereja Katolik. mudah2an ulasan2 katolisitas bisa menjawab macam2 fenomena tentang pandangan terhadap arti perjinahan yang mana sering membuahkan perceraian/perpisahan bagi sebuah rumah tangga.

JAWABAN :

Definisi perzinahan menurut ajaran Kristus dalam Kitab Suci, adalah:

�Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.� (Luk 16:18, lih. Mrk 10:11)
�Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.� (Mat 5:27-28)
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

KGK 2380     Perzinahan, artinya ketidaksetiaan suami isteri. Kalau dua orang, yang paling kurang seorang darinya telah kawin, mengadakan bersama hubungan seksual, walaupun hanya bersifat sementara, mereka melakukan perzinahan. Kristus malah mencela perzinahan di dalam roh Bdk. Mat 5:27-28.. Perintah keenam dan Perjanjian Baru secara absolut melarang perzinahan Bdk. Mat 5:32; 19:6; Mrk 10:11; 1 Kor 6:9-10.. Para nabi mengritiknya sebagai pelanggaran yang berat. Mereka memandang perzinahan sebagai gambaran penyembahan berhala yang berdosa Bdk.Hos 2:7;Yer 5:7; 13:27.

KGK 2381    Perzinahan adalah satu ketidakadilan. Siapa yang berzinah, ia tidak setia kepada kewajiban-kewajibannya. Ia menodai ikatan perkawinan yang adalah tanda perjanjian; ia juga menodai hak dari pihak yang menikah dengannya dan merusakkan lembaga perkawinan, dengan tidak memenuhi perjanjian, yang adalah dasarnya. Ia membahayakan martabat pembiakan manusiawi, serta kesejahteraan anak-anak, yang membutuhkan ikatan yang langgeng dari orang-tuanya.

Perzinahan ini merupakan perbuatan yang melanggar kesucian ikatan perkawinan dan makna luhur hubungan seksual antara seorang pria dan wanita. Jadi jika dijabarkan, Tuhan tidak berkenan dengan dosa perzinahan, karena:

1. Merupakan perbuatan ketidak-setiaan. Perkawinan Katolik dimaksudkan Allah untuk menjadi tanda yang mencerminkan kasih setia Allah kepada umat-Nya (selanjutnya tentang ini, klik di sini); sehingga pelanggaran terhadap kasih setia ini disamakan oleh Tuhan sebagai tindakan �berhala�, seperti ketika pada jaman PL umat Israel berkali- kali melanggar perjanjian dengan Allah dengan menyembah dewa/ allah-allah lain.

�Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah�� (Kol 3:5-6)

2. Merupakan perbuatan yang melanggar kesucian dan keluhuran hubungan seksual suami istri, yang harusnya melambangkan kesatuan antara Kristus dan mempelai-Nya yaitu Gereja-Nya (jemaat-Nya).

�Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.� (Ef 5:31-32, lih. Mat 19:5-6)

3. Merupakan perbuatan ketidak- adilan; sebab keadilan mensyaratkan pembagian sesuatu kepada pihak- pihak yang bersangkutan sesuai dengan haknya. Perzinahan melawan prinsip keadilan ini, sebab hubungan dilakukan oleh pasangan yang tidak berhak melakukannya. Selanjutnya, efeknyapun dapat membawa kehancuran dalam keluarga, yaitu pasangan yang dikhianati, dan anak- anaknya. Tidak ada seorangpun dari kita yang ingin dikhianati, sebab itu bertentangan dengan prinsip kasih dan keadilan, yang mengatakan:

�Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.� (Mat 7:12)

4. Merupakan perbuatan dosa yang dapat menyebabkan pelanggaran/ dosa yang lain, seperti bersaksi dusta terhadap pasangan yang sesungguhnya, pemakaian alat kontrasepsi dan bahkan pembunuhan ataupun aborsi. Kisah perzinahan Raja Daud merupakan salah satu contohnya (lih. 2 Sam 11).

5. Merupakan perbuatan yang menjadi skandal/ batu sandungan, entah bagi umat seiman, maupun bagi mereka yang tidak seiman dengan kita dan ini �menyesatkan� karena dapat mengakibatkan sikap merendahkan martabat perkawinan. Keluarga adalah Gereja yang terkecil, yang seharusnya membagikan terang kepada dunia sekitarnya, dan bukannya malah mengikuti arus dunia, yang seolah menyetujui/ tidak melarang perzinahan.

�Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.� (Mat 18:7)

6. Merupakan perbuatan yang merusak diri sendiri dan berdosa terhadap tubuhnya sendiri yang seharusnya menjadi tempat kediaman Roh Kudus.

�Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.�(Ams 6:32)

�Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: �Keduanya akan menjadi satu daging.� Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, �dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?� (1 Kor 6:15-19)

7. Merupakan perbuatan yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan keselamatannya, jika yang melakukannya tidak bertobat. Karena perzinahan adalah dosa berat yang melawan hukum Tuhan, maka perbuatan ini sungguh membawa resiko pihak- pihak yang terlibat di dalamnya kehilangan rahmat keselamatannya (Lih. Gal 5: 19-20). Perzinahan melibatkan obyek moral yang berat, dan umumnya dilakukan atas kesadaran dan pengetahuan yang penuh, dan dengan kehendak bebas; dan ketiga hal ini menjadikan perzinahan sebagai dosa berat (lih. KGK 1857), yang sungguh memisahkan seseorang dari Tuhan.

KGK 1855     Dosa berat merusakkan kasih di dalam hati manusia oleh satu pelanggaran berat melawan hukum Allah. Di dalamnya manusia memalingkan diri dari Allah, tujuan akhir dan kebahagiaannya dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih rendah. �
Selanjutnya, mungkin relevan di sini kita mengetahui konteks ayat Mat 19:9, di mana Yesus mengatakan, �Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.� (Mat 19:9, Mat 5:32). Namun bukan berarti karena zinah maka seseorang dapat menceraikan pasangannya (istri/ suaminya) yang telah berbuat zinah. St. Clemens dari Alexandria (150-216), mengajarkan maksud ajaran Yesus pada ayat tersebut sebagai berikut: �Zinah di sini artinya adalah perkawinan antara mereka yang sudah pernah menikah namun bercerai, padahal pasangannya yang terdahulu itu belum meninggal.[15] (Jadi, dalam hal ini, Yesus mengakui perkawinan yang pertama sebagai yang sah, dan perkawinan kedua itulah yang harusnya diceraikan agar pihak yang pernah menikah secara sah dapat kembali kepada pasangan terdahulu).

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai perzinahan menurut ajaran Gereja Katolik. Semoga berguna.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati



Selamat datang di : http://parokisaya.blogspot.com/

Source : katolisitas.org

Kesaksian: Nasib Anak Papua di Metropolitan

Edo Kondologit hanya seorang pemuda asal Papua (Irian Jaya), tepatnya desa Klapot Sorong. Lahir dari keluarga miskin 5 Agustus 1967, sangat akrab dengan kehidupan alam bebas karena hanya hutan, rawa, pegunungan, dan sungai yang mengelilinginya. Tidak sedikitpun terbayang akan kota besar, apalagi Jakarta yang selama ini hanya dikenalnya lewat gambar-gambar. 

Di Sorong, ia bertemu dengan seorang purnawirawan TNI yang melatihnya menjadi pelari dengan medan Sorong yang bergunung-gunung. Ia diajak pindah ke Jakarta agar dapat dilatih dan dipersiapkan menjadi pelari yang handal dan dapat mengikuti kejuaraan-kejuaraan lari. Namun sayang, ia tidak berhasil dan menyebabkannya memiliki niat untuk pulang dan tidak menjadi atlet lari. Tapi ia tidak memiliki ongkos untuk pulang, dan ia mulai berfikir mencari serta mengumpulkan uang agar bisa pulang. 

Edo Kondologit mulai dengan menjadi kuli bangunan. Ia mengangkat batu, mengaduk pasir, dan sebagainya dengan penghasilan yang sangat minim. Dari tukang bangunan, ia berpindah menjadi seorang satpam di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara. Ia mulai menjadi seorang pemimpin yang punya kuasa atas keamanan di lingkungan perumahan. Setelah menjadi satpam perumahan, ia pindah ke sebuah kafe di Jakarta. Selain menjadi satpam, ia juga menjadi seorang petugas kebersihan di kafe itu, semua pekerjaan dilakukan dngan penuh semangat dan tanpa ada rasa terpaksa, ia belajar untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. 

Waktu senggangnya selalu digunakan bernyanyi memuji nama Tuhan, Ia memang suka menyanyi sejak kecil. Saat menyanyi dirasakannya suka cita yang mendalam, sehingga ia memiliki semangat yang tinggi menjalani kehidupannya di kota metropolitan. Ia sangat menikmati pekerjaannya, termasuk saat bernyanyi untuk menghibur teman-temannya. Banyak teman-temannya bilang suaranya bagus dan sangat terhibur oleh lagu-lagu yang dilantunkannya. Tidak terpikir baginya untuk menyanyi sebagus mungkin, sampai ada saran dari temannya untuk menyumbangkan lagu di kafe. 

Sejak itu ia mulai menyanyi di kafe itu, ia menyanyi untuk menghibur orang tanpa peduli apakah dibayar atau tidak. Edo Kondologit mulai sering mengikuti lomba-lomba menyanyi, dan atas dorongan teman-temannya tahun 1992 ia mengikuti audisi peserta Asia Bagus yang diadakan di Singapura. Dari 30 peserta hanya 5 yang terpilih dan ia salah satu diantaranya. Ia sangat senang, dan berangkat ke Singapura untuk mengikuti audisi itu. 

Setelah Asia Bagus, ia mendapat berbagai kesempatan menjadi backing vocal penyanyi-penyanyi terkenal seperti Ermi Kulit, Ruth Sahanaya, dan artis lainnya. Ia mendapat banyak kesempatan untuk berkeliling ke berbagai tempat mengiringi berbagai macam show. Bukan hanya penyanyi Indonesia yang mengakui kemampuannya, tetapi penyanyi lainpun mulai melihat potensinya sebagai backing vocal. Oleh Erwin Gutawa, pada bulan Desember 1992 ia memperoleh kesempatan menjadi backing vocal dari seorang penyanyi profesional Malaysia yang mengadakan konser terbesarnya. 

Banyak hal yang tak pernah dipikirkannya terjadi dan disediakan Tuhan padanya. Terus ia berusaha menggali potensi yang dimilikinya, menghayati setiap lagu yang dinyanyikannya sebagai satu kenikmatan. Ia selalu berharap kepada Tuhan dalam menghibur banyak orang. Orag tuanya selalu membimbingnya untuk beriman dan berpengharapan kepada Tuhan dalam menjalani kehidupan, sehingga walaupun tengah mengalami kesukaran, ia tetap teguh dan beriman pada Tuhan. Edo Kodologit tidak mau putus asa menjalani setiap halangan dalam hidupnya, kini ia bisa menikmati hasil yang mungkin baru sebagian kecil dari apa yang Tuhan telah sediakan dalam hidupnya. 

Setelah sekian lama mengadu nasib di metropolitan, akhirnya ia boleh menikmati sedikit hasilnya dan boleh berdiri di Rumania untuk menerima penghargaan atas usahanya yang tidak kenal lelah. Hidup masipanjang, harapan keluarga dan hidupnya masih banyak yang harus diwujudkan dengan tetap berharap pada Tuhan. Berbagai festival diikutinya untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya. Pada bulan Agustus 1999, Ia mampu menembus Voice of Asia International Song Festival di Kazakhtan mewakili Indonesia sebagai juara pertama dari 21 peserta. 

Berkat Tuhan tidak pernah berkesudahan, akhirnya pada tahun 1996 ia meminang seorang gadis cantik berkulit putih sebagai istrinya. Bahkan sekarang sudah memiliki seorang putri cantik yang telah berusia 2 tahun, buah kasihnya bersama istri tercinta. Tuhan tetap mempercayakan perkara yang besar dalam hidupnya, karena tahun 2004 ini ia diberi kepercayaan melakukan rekaman album solo yang dilakukan di Jepang. Rekaman yang dilakukan ini dikontrak dan didstribusikan oleh sebuah perusahaan di Jepang dan mendapat sambutan yang sangat hangat. 

Edo Kondologit menyadari, semua yang didapatnya adalah atas berkat dan kasih karunia Tuhan, dan ia menyadari apa yang diperoleh tidak datang dengan sendirinya tetapi melalui proses yang sangat panjang. Sebagai ungkapan syukur, ia selalu memberikan diri dalam pelayanan bagi umat Tuhan, baik perkataan, perbuatan dan segala ucapan hanya untuk kemuliaan Tuhan. 

Sumber:  http://kesaksian.sabda.org/nasib_anak_papua_di_metropolitan

Monday, 8 April 2013

Humor : Kasihan Sekali Singanya

Samuel dibawa ayahnya menonton film tentang kehidupan di zaman kekaisaran Roma. Ketika di layar muncul adegan budak-budak dan orang- orang Kristen dilempar ke dalam stadion yang penuh singa yang siap memakan mereka, Samuel menggenggam tangan ayahnya kuat-kuat dan mulai menangis.

"Jangan menangis. Ini hanya sebuah film."

"Tapi Ayah, lihatlah singa yang di pojok itu."

"Itu hanya sebuah film, Sam."

"Tapi Ayah, singa yang di pojok itu," kata Samuel dengan tersedu-sedu,

"Dia belum mendapat bagian makanan. Kasihan singa itu, Yah ... dia kelaparan." kata Samuel sambil terus menangis.

Sumber: http://ketawa.com

Sunday, 31 March 2013

Cerita Inspiratif: Arthur Ashe (True Story)

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).

Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Seorang penggemar menulis surat padanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"

Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'".

Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan.

Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.

Namun Ashe, tidak demikian.tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. Ketika menerima sesuatu yang buruk ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.

Tetapi jawab Ayub, "...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10)

Tuhan bisa menggunakan pengalaman hidup kita untuk melayani, memotivasi dan menginspirasi orang lain.

Kita tidak bisa hanya menerima sesuatu yang baik saja dari Tuhan tetapi juga kita harus bisa menerima apapun yang tidak pernah kita harapkan, ingatlah Tuhan tahu apa yang hendak Dia lakukan dalam hidup kita. Yoh 6:6 - Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab ia sendiri tahu, apa yang hendak di lakukan-Nya.

Sbab Dia bisa merenda hidup kita menjadi sebuah bangunan yang indah bagi kemuliaanNya.

Sumber: http://inspirasi-kristen.blogspot.com

Tuesday, 26 March 2013

Renungan Harian : Kuasa Kasih

Nats : I Tesalonika 3:12 

kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih... 


Hal-hal paling baik dan paling indah di dunia ini tidak bisa dilihat dengan mata, atau disentuh ... tetapi dirasakan dengan hati.

Anda mungkin pernah membaca kata mutiara yang sangat menyentuh hati tersebut. Hanya mungkin Anda tidak pernah tahu sebelumnya bahwa pengarang kata mutiara tersebut adalah Helen Keller, seorang wanita yang buta tuli sejak berusia 19 bulan. Karena cacat itulah Helen bertumbuh menjadi anak yang susah diatur. Dia tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengar suara apapun. Dia tak bisa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. 

Rasanya hampir mustahil untuk membuat Helen bisa berkomunikasi karena ia buta sekaligus tuli. Adalah seorang Anne Sullivan yang penuh dengan kasih mencoba mengajari Helen untuk bisa berkomunikasi. Anne mengajari Helen untuk membaca gerakan tangannya di atas telapan tangan Helen. Setelah sekian lama tanpa hasil, akhirnya Helen bisa mengerti juga dengan apa yang dimaksud Anne lewat sentuhannya di atas telapak tangannya. Semenjak itu kemampuan belajarnya jauh di atas orang normal meski ia buta dan tuli. Sampai hari ini kita mengenal Helen Keller sebagai seorang pembicara yang luar biasa, menjadi berkat bagi banyak orang dan jasanya terus dikenang sampai sekarang. 

Meski namanya jarang dibicarakan, saya sangat salut dengan Anne Sullivan. Mengajari orang buta- tuli bukan hal yang mudah, dan rasanya juga mustahil. Namun karena ia didorong oleh kasih, maka tak ada kata menyerah atau putus asa, bahkan akhirnya hal yang tidak mungkin pun menjadi mungkin! Kasih lah yang pada akhirnya mengubah kehidupan seseorang.

Kasih membuat perilaku suami berubah, bukan omelan. Kasih membuat pernikahan yang tawar menjadi manis, bukan kemewahan yang kita berikan. Kasih membuat anak-anak kita menjadi taat, bukan hadiah-hadiah yang kita berikan. Ada kuasa di dalam kasih. Kasih akan mengubah. Kasih akan memulihkan. Kasih akan memperbarui. Kasih akan membuat yang tak mungkin menjadi mungkin. Itu sebabnya anugerah terbesar adalah ketika kita menerima kasih dan perbuatan terbesar adalah ketika kita membagikan kasih.

Ijinkan kasih bekerja dan memerintah kehidupan kita.

Sumber: http://www.renungan-spirit.com/artikel-rohani/kuasa_kasih.html